Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenali, Memahami dan Mencegah Burnout

7 Januari 2025   16:24 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:24 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Mengenali Burnout?

Burnout tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia berkembang secara perlahan dan sering kali tidak disadari. Biasanya, tanda-tandanya mulai muncul dalam bentuk kelelahan fisik yang terus-menerus, meskipun kamu sudah cukup tidur atau beristirahat. Kelelahan ini diikuti oleh perasaan putus asa, kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu kamu sukai, dan rasa tidak berdaya menghadapi rutinitas.

Secara emosional, burnout bisa membuatmu merasa sinis atau terasing dari lingkungan sekitar. Kamu mungkin mulai merasa bahwa apa pun yang kamu lakukan tidak dihargai atau tidak cukup baik. Pikiran ini sering kali diiringi dengan munculnya rasa cemas atau frustrasi yang sulit dijelaskan.

Dari sisi fisik, burnout dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, atau bahkan sakit kronis yang tidak jelas penyebabnya. Dalam beberapa kasus, burnout juga berdampak pada pola tidur. Kamu mungkin merasa sulit tidur, terbangun di tengah malam, atau justru tidur berlebihan tetapi tetap merasa lelah.

Namun, dampak burnout tidak hanya dirasakan secara personal. Orang-orang di sekitarmu juga dapat terkena imbasnya. Kamu mungkin menjadi lebih mudah marah, menarik diri dari hubungan sosial, atau kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Semua ini menciptakan lingkaran negatif yang sulit diputus.

Penyebab Utama Burnout

Penting untuk memahami bahwa burnout tidak hanya berasal dari satu faktor. Ini adalah hasil akumulasi dari berbagai tekanan yang terjadi secara bersamaan. Salah satu penyebab utama burnout adalah tuntutan pekerjaan yang terlalu tinggi. Tekanan untuk selalu mencapai target, jam kerja yang panjang, dan lingkungan kerja yang toksik adalah beberapa contohnya.

Namun, di luar pekerjaan, faktor lain seperti ketidakseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional juga turut berkontribusi. Misalnya, ketika kamu mengorbankan waktu untuk keluarga demi menyelesaikan pekerjaan tambahan, ini dapat menciptakan stres yang berkelanjutan. Kurangnya dukungan sosial juga memperburuk situasi, karena tidak ada tempat untuk berbagi beban atau mencari solusi.

Penyebab lain yang sering diabaikan adalah harapan yang tidak realistis, baik dari diri sendiri maupun orang lain. Kamu mungkin menuntut dirimu untuk selalu sempurna, tanpa memberi ruang untuk kesalahan. Pada saat yang sama, harapan yang tidak sesuai dari atasan, teman, atau keluarga juga dapat menjadi pemicu stres.

Langkah Efektif untuk Mencegah Burnout

Mencegah burnout membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan fisik, mental, dan emosional. Salah satu langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengenali batasanmu. Tidak semua tugas harus diselesaikan sekaligus, dan tidak ada yang salah dengan mengatakan "tidak" jika beban kerja terasa terlalu berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun