Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Menyimpan Luka Batin

6 Januari 2025   18:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   16:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyembuhkan luka batin perlu kita lakukan agar bisa menjalani kehidupan dan fokus untuk meraih masa depan.(Freepik/benzoix)

Luka batin adalah kondisi emosional yang terjadi akibat pengalaman traumatis, kehilangan yang mendalam, konflik yang tidak terselesaikan, atau tekanan psikologis yang berkepanjangan. Berbeda dengan luka fisik yang tampak dan bisa dirawat dengan jelas, luka batin sering kali tidak terlihat secara kasat mata, namun dampaknya bisa jauh lebih luas, bahkan memengaruhi kesehatan tubuh. Luka batin yang tidak diatasi dapat menjadi racun yang secara perlahan melemahkan tubuh, mengganggu fungsi organ, hingga memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana mungkin perasaan atau emosi dapat berdampak pada tubuh secara fisik? Jawabannya terletak pada hubungan erat antara pikiran, otak, dan tubuh. Dalam dunia medis, keterkaitan ini dikenal sebagai koneksi psikoneuroimunologi, yaitu cabang ilmu yang mempelajari bagaimana pikiran dan emosi memengaruhi sistem saraf, endokrin, dan kekebalan tubuh.

Luka Batin dan Stres Kronis

Ketika seseorang menyimpan luka batin, tubuh bereaksi seperti menghadapi ancaman nyata. Sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab atas respons "lawan atau lari" (fight or flight), menjadi terlalu aktif. Kondisi ini memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dalam jumlah besar. Hormon-hormon ini seharusnya membantu tubuh merespons bahaya dalam jangka pendek, tetapi ketika diproduksi secara terus-menerus, mereka membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research menunjukkan bahwa stres emosional yang tidak teratasi dapat memengaruhi detak jantung, tekanan darah, dan metabolisme. Pada saat yang sama, tubuh juga mengalami peradangan sistemik akibat aktivasi berlebihan dari sistem imun. Peradangan ini sering kali menjadi akar dari berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan autoimun.

Luka Batin Memengaruhi Kesehatan Pencernaan

Salah satu dampak fisik yang sering diabaikan dari luka batin adalah gangguan pada sistem pencernaan. Kamu mungkin pernah mendengar ungkapan "perasaan ada di perut," yang sebenarnya bukan sekadar metafora. Otak dan usus memiliki koneksi langsung melalui sumbu otak-usus (gut-brain axis). Ketika pikiranmu dipenuhi tekanan emosional, usus juga merasakan dampaknya.

Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan perubahan mikrobiota usus, yaitu komunitas mikroorganisme yang membantu pencernaan dan menjaga keseimbangan tubuh. Ketidakseimbangan ini dapat memicu berbagai gangguan, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), diare, sembelit, atau bahkan nyeri perut yang tak kunjung hilang.

Efek pada Sistem Imun dan Kerentanan terhadap Penyakit

Luka batin juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus, dan patogen lainnya. Namun, stres emosional yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem ini. Sebuah studi yang dipublikasikan di PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences) menemukan bahwa individu yang mengalami stres emosional memiliki jumlah sel imun yang lebih rendah dan fungsi imun yang terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun