Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengulik Lebih Dalan Buta Warna pada Anak dan Cara Menghindarinya

6 Januari 2025   16:39 Diperbarui: 6 Januari 2025   16:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buta warna adalah salah satu gangguan penglihatan yang jarang disadari oleh banyak orang, terutama pada anak-anak. Kondisi ini sering kali muncul tanpa gejala yang mencolok, sehingga tidak sedikit orang tua yang terlambat mengetahuinya. Padahal, buta warna memiliki dampak besar terhadap kehidupan anak, terutama dalam hal pendidikan dan interaksi sosial. Pemahaman yang mendalam tentang apa itu buta warna, penyebabnya, serta cara pencegahan sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap optimal.

Apa Itu Buta Warna?

Secara medis, buta warna adalah ketidakmampuan seseorang untuk melihat atau membedakan warna tertentu secara normal. Dalam dunia medis, istilah ini dikenal sebagai color vision deficiency. Pada kondisi ini, penglihatan anak tidak dapat mengenali warna dengan akurasi yang sama seperti anak-anak pada umumnya.

Buta warna bukan berarti seseorang hanya bisa melihat hitam dan putih, meskipun jenis tersebut yang disebut buta warna total atau monokromasi memang ada. Jenis yang paling sering ditemukan adalah buta warna parsial, khususnya pada spektrum warna merah-hijau (deuteranomali atau protanomali). Sebagai gambaran, anak dengan buta warna merah-hijau mungkin kesulitan membedakan warna daun hijau dari warna cokelat atau merah terang dari oranye.

Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara anak memandang dunia, tetapi juga bagaimana mereka memahami dan merespons lingkungan sekitar. Misalnya, anak yang memiliki gangguan ini mungkin salah memilih krayon ketika menggambar pohon, atau kesulitan membaca grafik berwarna di sekolah.

Mengapa Anak Bisa Mengalami Buta Warna?

Sebagian besar kasus buta warna pada anak disebabkan oleh faktor genetik. Gen yang bertanggung jawab atas kondisi ini diwariskan dari orang tua, khususnya melalui kromosom X. Karena itu, anak laki-laki lebih sering mengalami buta warna dibandingkan perempuan. Data menunjukkan bahwa sekitar 8% laki-laki di dunia memiliki buta warna, sedangkan pada perempuan, angkanya hanya sekitar 0,5%.

Namun, genetik bukan satu-satunya penyebab. Ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi kemampuan penglihatan warna seorang anak. Misalnya, paparan bahan kimia tertentu seperti pestisida dan timbal dapat merusak retina atau saraf optik. Gangguan ini juga bisa terjadi akibat penyakit tertentu, seperti diabetes atau kelainan mata bawaan seperti katarak kongenital.

Selain itu, kondisi prenatal dapat berkontribusi terhadap risiko buta warna. Ibu yang mengalami malnutrisi selama kehamilan, terpapar bahan kimia berbahaya, atau memiliki komplikasi kehamilan lain berisiko melahirkan anak dengan gangguan perkembangan mata, termasuk buta warna.

Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Buta Warna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun