Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dunia Dihebohkan dengan Virus HMPV, Sama dengan Covid19?

6 Januari 2025   08:56 Diperbarui: 6 Januari 2025   08:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang sedang sakit terkena HMPV (Shutterstock/GBALLGIGGSPHOTO)

Ketika dunia perlahan mulai pulih dari dampak pandemi COVID19, perhatian publik kembali terguncang oleh kabar munculnya Human Metapneumovirus atau HMPV. Virus ini dilaporkan tengah mengalami lonjakan kasus di beberapa negara, khususnya pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Pertanyaan pun bermunculan: Apakah virus ini memiliki potensi ancaman global seperti COVID-19? Untuk memahami masalah ini secara mendalam, mari kita telaah apa itu HMPV, dampaknya, serta bagaimana dunia merespons ancaman ini.

Mengenal Human Metapneumovirus

Human Metapneumovirus pertama kali diidentifikasi oleh peneliti asal Belanda pada tahun 2001. Meski terbilang baru dalam dunia virologi, virus ini sebenarnya telah ada sejak lama dan diyakini telah beredar di kalangan manusia selama lebih dari 50 tahun. Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, yaitu kelompok virus yang juga mencakup penyebab penyakit seperti campak, parainfluenza, dan virus Nipah.

HMPV menyerang saluran pernapasan dan sering kali menyebabkan gejala yang menyerupai flu biasa. Gejala-gejala yang umum dilaporkan meliputi batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, dan pada beberapa kasus, sesak napas. Infeksi ini lebih sering terjadi pada musim dingin atau penghujung musim hujan, bersamaan dengan lonjakan kasus penyakit pernapasan lainnya.

Namun, meskipun sebagian besar infeksi HMPV tergolong ringan, kasus berat dapat terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, lansia, dan penderita penyakit kronis. Beberapa komplikasi yang dilaporkan mencakup pneumonia, bronkiolitis, hingga kegagalan pernapasan.

Mengapa HMPV Mendadak Menjadi Sorotan?

Lonjakan perhatian terhadap HMPV dipicu oleh laporan peningkatan jumlah kasus di berbagai negara. Rumah sakit melaporkan lebih banyak pasien dengan infeksi pernapasan yang didiagnosis terpapar HMPV, sementara laboratorium kesehatan mencatat peningkatan deteksi virus ini dalam uji klinis. Hal ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mengingat trauma kolektif yang masih segar akibat pandemi COVID19.

Salah satu faktor yang membuat virus ini menjadi sorotan adalah pola penyebarannya. Sama seperti SARS-CoV-2, HMPV menyebar melalui droplet, yakni percikan kecil yang dihasilkan saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan penularan. Ini menjadikan lingkungan yang padat, seperti sekolah, pusat penitipan anak, atau panti jompo, sebagai tempat berisiko tinggi.

Apakah HMPV Berpotensi Menjadi Pandemi?

Meski ada kekhawatiran, para ahli menilai bahwa potensi HMPV untuk memicu pandemi global seperti COVID-19 relatif kecil. Ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, tingkat penularan HMPV tidak secepat SARS-CoV-2. Virus ini memerlukan kontak yang lebih dekat untuk menyebar, berbeda dengan COVID19 yang juga bisa menyebar melalui aerosol kecil di udara.

Kedua, tingkat keparahan infeksi HMPV secara umum lebih rendah. Meskipun dapat menyebabkan penyakit serius, sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan medis intensif. Ini berbeda dengan COVID-19, yang pada puncak pandemi menimbulkan gelombang kasus berat yang membebani sistem kesehatan di seluruh dunia.

Namun demikian, bukan berarti HMPV boleh dianggap remeh. Seperti yang telah dibuktikan oleh COVID-19, ketidakpastian adalah ciri khas dari penyakit menular. Virus dapat bermutasi, dan perubahan kecil dalam struktur genetiknya berpotensi memengaruhi tingkat penularan atau keparahan penyakit yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, kewaspadaan tetap diperlukan.

Dampak Terhadap Sistem Kesehatan

Meski belum menunjukkan ancaman global seperti COVID19, lonjakan kasus HMPV telah membebani sistem kesehatan di beberapa negara. Rumah sakit di beberapa wilayah melaporkan peningkatan pasien dengan infeksi saluran pernapasan, yang membuat kapasitas ruang perawatan intensif mendekati batas maksimal.

Selain itu, fakta bahwa HMPV sering kali menyerang kelompok rentan juga menjadi perhatian serius. Anak-anak, terutama bayi di bawah usia dua tahun, memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi. Lansia dan individu dengan gangguan kekebalan tubuh juga sering kali membutuhkan perawatan intensif saat terinfeksi. Beban ini dapat menambah tekanan pada sistem kesehatan, terutama di musim puncak penyakit pernapasan.

Pelajaran dari COVID19 untuk Menghadapi HMPV

Pengalaman global dalam menghadapi COVID19 memberikan pelajaran berharga yang relevan dalam menangani virus seperti HMPV. Salah satu pelajaran terbesar adalah pentingnya deteksi dini dan pengawasan. Dengan pemantauan yang tepat, lonjakan kasus dapat diidentifikasi lebih awal sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.

Selain itu, komunikasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat sangat penting. Salah satu masalah besar selama awal pandemi COVID19 adalah munculnya informasi yang simpang siur, yang menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menghadapi HMPV, otoritas kesehatan harus memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, berbasis bukti, dan mudah dipahami.

Di sisi lain, penelitian tentang HMPV juga perlu ditingkatkan. Saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk melindungi terhadap virus ini, dan pilihan pengobatan masih terbatas pada perawatan suportif. Investasi dalam penelitian dan pengembangan vaksin serta terapi antivirus akan menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak HMPV di masa depan.

Tindakan yang Bisa Dilakukan oleh Masyarakat

Meskipun tanggung jawab utama ada pada pemerintah dan lembaga kesehatan, kamu juga bisa memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran HMPV. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk pencegahan meliputi:

  1. Menjaga kebersihan tangan. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah bersin, batuk, atau menyentuh permukaan di tempat umum.
  2. Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit. Jika seseorang di sekitarmu menunjukkan gejala infeksi pernapasan, sebaiknya hindari kontak langsung untuk mengurangi risiko penularan.
  3. Memakai masker. Masker masih menjadi alat yang efektif untuk mencegah penyebaran virus, terutama di tempat yang ramai atau tertutup.
  4. Meningkatkan daya tahan tubuh. Pola makan sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar lebih tahan terhadap infeksi.

Selain itu, jika kamu atau anggota keluargamu mengalami gejala pernapasan yang parah, segera cari bantuan medis. Periksa dan penanganan dini dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Kesimpulan

Kemunculan HMPV sebagai isu kesehatan global mengingatkan kita akan kerentanan manusia terhadap penyakit menular. Meskipun belum ada bukti kuat bahwa virus ini memiliki potensi untuk menjadi pandemi, lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini tidak boleh diabaikan.

Dunia telah melalui ujian besar dengan adanya pandemi COVID19, dan pengalaman tersebut memberikan fondasi untuk menghadapi ancaman berikutnya dengan lebih baik. Dengan pengawasan yang ketat, penelitian yang terus berkembang, serta keterlibatan aktif masyarakat, ancaman dari virus seperti HMPV dapat diminimalkan.

Pada akhirnya, HMPV adalah pengingat bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah atau lembaga kesehatan, tetapi juga kita sebagai individu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem kesehatan global. Dengan bekerja sama, dunia akan selalu siap menghadapi tantangan kesehatan apa pun yang mungkin datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun