Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2025 Waktunya Resign untuk Kesempatan Baru atau Bertahan?

31 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:03 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Resign.Freepik.com

Menjelang tahun 2025, banyak pekerja yang mulai mempertanyakan apakah saatnya untuk melangkah ke babak baru dalam karier mereka. Setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan yang sama, banyak yang merasa cemas tentang masa depan. Di satu sisi, ada keinginan untuk mencari tantangan baru dan kesempatan yang lebih baik, sementara di sisi lain, ada kenyamanan dan rasa aman yang didapat dari bertahan di tempat yang sudah dikenal. Maka, pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah sekarang saatnya untuk resign dan mengejar kesempatan baru, atau bertahan dan terus berkembang di tempat yang sudah ada?

Bagi sebagian orang, memilih untuk keluar dari pekerjaan yang sudah cukup stabil bisa menjadi keputusan yang menakutkan. Namun, ada juga yang merasa bahwa stagnasi dalam pekerjaan yang ada membuatnya harus mencari peluang yang lebih besar di luar sana. Di sisi lain, bertahan di tempat kerja juga memiliki manfaatnya sendiri, terutama jika ada peluang untuk berkembang lebih jauh dalam karier. Dalam tulisan ini, kita akan membahas kedua sisi dari dilema ini dengan cara yang lebih mendalam dan komprehensif, serta memberikan wawasan untuk membantu kamu membuat keputusan yang tepat.

Mengapa Banyak Orang Merenung tentang Karier Mereka di Tahun 2025?

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pemikiran orang mengenai perubahan karier di tahun 2025 adalah transformasi dunia kerja itu sendiri. Setelah pandemi COVID-19 yang mengubah banyak aspek kehidupan, cara bekerja pun mengalami perubahan drastis. Banyak perusahaan yang mengadopsi kerja jarak jauh atau hybrid, sementara industri lain berkembang pesat berkat kemajuan teknologi. Ini membuka banyak peluang baru bagi mereka yang siap beradaptasi dan mencari tantangan baru.

Bagi sebagian orang, perubahan ini bisa menjadi peluang yang sangat menggoda untuk mengambil langkah baru. Namun, bagi mereka yang sudah nyaman dengan pekerjaan yang ada, perubahan tersebut bisa terasa mengancam dan sulit untuk diprediksi. Kondisi ini menyebabkan banyak pekerja bertanya-tanya apakah mereka sudah mencapai puncak karier mereka, atau apakah masih ada peluang lebih besar yang bisa diambil di luar sana.

Dalam konteks ini, tantangan terbesar yang dihadapi oleh banyak orang adalah bagaimana mengukur apakah mereka berada di jalur yang tepat dalam karier mereka. Saat berada di titik jenuh atau stagnan, sering kali kita mempertanyakan apakah sebaiknya tetap bertahan atau mencari kesempatan yang lebih besar di tempat lain.

Faktor-faktor yang Membuat Keputusan untuk Resign Terlihat Menggoda

Keinginan untuk resign dan mencari peluang baru sering kali muncul ketika kita merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton dan tidak ada lagi ruang untuk berkembang. Di dunia kerja, stagnasi karier adalah salah satu masalah yang paling umum dirasakan oleh banyak profesional. Setelah bertahun-tahun bekerja di posisi yang sama tanpa adanya peluang untuk promosi atau peningkatan keterampilan, rasa bosan dan frustrasi bisa mulai menggerogoti motivasi kita.

Selain itu, perubahan lingkungan kerja juga dapat menjadi faktor penting. Jika perusahaan tempat kita bekerja tidak lagi memberikan tantangan yang berarti atau tidak mendukung pertumbuhan pribadi, kita akan merasa bahwa potensi kita terbuang sia-sia. Misalnya, banyak perusahaan yang tidak memberikan pelatihan atau kesempatan untuk menghadapi proyek yang lebih menantang, yang pada akhirnya membatasi perkembangan karier kita.

Sering kali, alasan lain untuk resign muncul dari perasaan tidak puas dengan manajemen perusahaan atau budaya kerjanya. Jika kamu merasa bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh perusahaan tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadimu, atau jika ada ketidakadilan dalam hal promosi, gaji, atau pembagian tugas, itu bisa memengaruhi kualitas hidup dan kepuasan kerjamu secara keseluruhan.

Namun, masalah ini bukan hanya soal ketidakpuasan terhadap atasan atau rekan kerja. Beberapa orang juga memutuskan untuk resign karena ingin mengejar passion atau tujuan hidup yang lebih besar. Dalam beberapa kasus, pekerjaan yang saat ini dijalani mungkin bukanlah yang sebenarnya mereka impikan. Jika kamu merasa terdorong untuk mengejar sesuatu yang lebih berarti, misalnya berwirausaha atau mengejar karier di bidang yang lebih sesuai dengan minatmu, resign bisa jadi langkah yang perlu diambil.

Tantangan yang Mungkin Dihadapi Saat Resign dan Mencari Kesempatan Baru

Meskipun keluar dari pekerjaan yang tidak memuaskan terdengar seperti keputusan yang bijaksana, kenyataannya ada banyak tantangan yang mungkin akan kamu hadapi jika memilih untuk resign. Salah satunya adalah ketidakpastian. Mencari pekerjaan baru memang bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama jika pasar kerja sedang tidak stabil. Banyak orang yang merasa tertekan karena tidak memiliki pekerjaan tetap setelah resign. Selain itu, pencarian kerja bisa memakan waktu yang cukup lama, tergantung pada industri dan keahlian yang dimiliki.

Tidak hanya itu, ada juga tantangan emosional dan mental yang datang dengan keputusan besar semacam ini. Proses adaptasi ke tempat kerja baru sering kali memerlukan waktu dan energi yang tidak sedikit. Di tempat kerja baru, kamu mungkin perlu menyesuaikan diri dengan budaya organisasi yang berbeda, memperkenalkan diri kepada rekan kerja baru, dan membangun reputasi dari awal. Ini bisa mempengaruhi tingkat stres dan rasa cemas, terutama jika kamu merasa tidak siap untuk menghadapi perubahan tersebut.

Selain itu, ada risiko finansial yang tak bisa diabaikan. Jika kamu resign tanpa memiliki cadangan dana yang cukup atau tanpa pekerjaan pengganti, tentu ini akan menambah beban hidup. Dalam hal ini, sangat penting untuk memiliki rencana yang matang sebelum membuat keputusan untuk meninggalkan pekerjaan yang ada.

Mengapa Bertahan di Pekerjaan yang Sama Bisa Jadi Pilihan yang Tepat

Bertahan di pekerjaan yang sama mungkin tidak memberikan tantangan baru, namun ada beberapa alasan mengapa tetap bertahan bisa jadi keputusan yang lebih bijak. Salah satunya adalah stabilitas finansial. Bekerja di perusahaan yang sudah stabil memberi rasa aman, terutama jika perusahaan tersebut menawarkan gaji yang baik, tunjangan kesehatan, atau jaminan pensiun. Resign tanpa adanya cadangan yang jelas bisa mengancam kestabilan finansialmu, apalagi jika kamu memiliki tanggungan keluarga.

Selain itu, jejak karier yang sudah terbangun di perusahaan lama juga memberikan keuntungan. Kamu sudah dikenal oleh atasan dan rekan kerja, serta memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai sistem dan budaya kerja perusahaan. Ini bisa mempercepat proses dalam mendapatkan promosi atau peluang pengembangan karier yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, bertahan di tempat kerja yang sudah dikenal bisa membantumu untuk memperoleh posisi yang lebih tinggi, dengan lebih sedikit risiko dibandingkan memulai dari nol di tempat yang baru.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jika pekerjaan yang kamu jalani sudah memberi waktu yang cukup untuk keluarga atau kegiatan pribadi lainnya, ini bisa menjadi faktor yang membuat kamu merasa lebih nyaman untuk bertahan. Pekerjaan baru mungkin datang dengan tantangan yang lebih berat, waktu kerja yang lebih panjang, atau stres yang lebih besar, yang bisa mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Bagaimana Membuat Keputusan yang Tepat?

Keputusan untuk resign atau bertahan memang tidak mudah, tetapi ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik. Salah satu langkah pertama adalah menilai kembali tujuan jangka panjang dalam karier. Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari pekerjaan? Apakah pekerjaan yang ada saat ini masih mendukung tujuan tersebut, atau kamu merasa bahwa kamu harus mengejar peluang baru untuk mencapai tujuan itu?

Selain itu, menganalisis keadaan emosional dan psikologismu sangat penting. Jika kamu merasa terlalu banyak tekanan dan stres di tempat kerja, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan resign. Jangan abaikan perasaan tersebut, karena kesehatan mental adalah faktor yang tak kalah penting dalam karier. Sebaliknya, jika kamu merasa masih bisa berkembang dan merasa nyaman dengan perusahaan, maka bertahan mungkin akan lebih menguntungkan.

Yang terpenting adalah memiliki rencana yang matang. Jika kamu memilih untuk resign, pastikan kamu telah mempersiapkan rencana cadangan, baik itu dengan mencari pekerjaan baru atau memulai usaha sendiri. Jangan mengambil keputusan secara impulsif tanpa pertimbangan yang matang.

Kesimpulan

Di tahun 2025, pertanyaan tentang resign atau bertahan bukanlah hal yang mudah dijawab. Kedua pilihan memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing, dan keputusan yang diambil sangat bergantung pada tujuan karier, keadaan emosional, serta kondisi finansial masing-masing individu. Jika kamu merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memberi tantangan lagi, resign bisa menjadi keputusan yang tepat untuk mengejar peluang baru yang lebih menjanjikan. Namun, jika kamu merasa bahwa ada potensi untuk berkembang di perusahaan yang ada, bertahan dan memanfaatkan setiap kesempatan bisa jadi pilihan yang bijak. Yang terpenting adalah memilih jalur yang membawa kebahagiaan, kepuasan, dan keberhasilan dalam karier jangka panjang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun