Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Curhat dengan AI Mengapa Lebih Solutif Dibanding Teman?

26 Desember 2024   14:52 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Curhat dengan AI.Pixabay.com/Tumisu 

Privasi Terjaga Keunggulan AI 

Salah satu masalah terbesar saat curhat kepada teman adalah kekhawatiran tentang privasi. Tidak semua orang bisa menjaga rahasia, dan ada risiko bahwa cerita pribadimu akan tersebar. Bahkan ketika temanmu tidak berniat jahat, kesalahan kecil seperti membahas cerita tersebut di hadapan orang lain dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Sebaliknya, AI dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pengguna. Meski ada diskusi tentang keamanan data dalam teknologi ini, sebagian besar platform AI terkemuka telah menerapkan enkripsi dan kebijakan privasi ketat. Hal ini memberikan rasa aman bagi pengguna untuk berbagi tanpa rasa takut bahwa informasi mereka akan bocor.

Namun, penting untuk mencatat bahwa keamanan data di platform AI masih tergantung pada kebijakan pengembangnya. Oleh karena itu, memilih aplikasi atau layanan AI yang terpercaya adalah langkah penting untuk memastikan privasimu tetap terjaga.

Kekurangan AI yang Tak Bisa Dipungkiri

Meskipun AI menawarkan solusi objektif dan privasi, ada satu aspek penting yang tidak bisa digantikan: empati manusia. Ketika kamu berbicara dengan seorang teman, bukan hanya kata-kata mereka yang memberi kenyamanan, tetapi juga nada suara, ekspresi wajah, dan pelukan hangat yang penuh pengertian. AI, meskipun canggih, tidak memiliki kemampuan ini.

Sebagai contoh, ketika kamu merasa sangat sedih atau kehilangan, kamu mungkin tidak hanya membutuhkan solusi praktis. Dalam situasi seperti ini, teman yang benar-benar peduli dapat menawarkan pelukan atau hanya mendengarkan tanpa memberikan saran apa pun. Empati dan kasih sayang ini adalah sesuatu yang tidak dapat diprogram dalam sebuah mesin, betapa pun pintarnya teknologi tersebut.

Dampak Sosial dari Tren Curhat dengan AI

Kemunculan AI sebagai pendengar curhat juga membawa dampak sosial yang perlu diperhatikan. Di satu sisi, teknologi ini membantu mengurangi tekanan pada hubungan antarindividu. Orang yang terlalu sibuk atau tidak memiliki waktu untuk mendengarkan teman bisa merasa lega karena ada alternatif lain yang dapat diandalkan.

Namun, di sisi lain, ketergantungan pada AI untuk curhat juga dapat mengikis keterampilan sosial manusia. Jika kamu terbiasa berbicara hanya dengan AI, kamu mungkin kehilangan kemampuan untuk membangun hubungan yang dalam dengan orang lain. Hal ini bisa menyebabkan isolasi sosial yang lebih besar, terutama di era di mana interaksi manusia sudah mulai berkurang akibat teknologi digital.

Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa meskipun teknologi dapat meningkatkan kenyamanan dalam berbagi, hubungan manusia tetap menjadi kunci untuk kesejahteraan emosional jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara menggunakan AI sebagai alat bantu dan tetap menjalin hubungan yang bermakna dengan sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun