Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orang Tua Perlu Mengetahui dan Menghormati Privasi Anak

24 Desember 2024   18:39 Diperbarui: 24 Desember 2024   18:39 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pelanggaran privasi dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Mereka mungkin merasa cemas, frustrasi, atau bahkan tertekan karena tidak memiliki ruang untuk menjadi diri sendiri. Dalam jangka panjang, anak-anak ini bisa tumbuh menjadi individu yang sulit mempercayai orang lain, atau sebaliknya, menjadi terlalu tertutup dan sulit berkomunikasi.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa dihormati dalam aspek privasi memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang merasa sering diawasi secara berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa menghormati privasi anak bukan hanya soal memberikan kenyamanan, tetapi juga mendukung perkembangan psikologis mereka.

Mengetahui Privasi Anak di Era Digital

Di era digital, privasi anak menjadi isu yang lebih kompleks. Banyak orang tua merasa perlu memantau aktivitas anak di media sosial atau aplikasi perpesanan untuk memastikan keamanan mereka. Namun, pendekatan ini sering kali dilakukan tanpa diskusi atau kesepakatan, sehingga anak merasa diawasi secara berlebihan.

Misalnya, orang tua yang secara diam-diam memeriksa ponsel anak dengan alasan melindungi mereka dari bahaya dunia maya justru dapat menciptakan ketegangan. Anak-anak yang merasa privasinya dilanggar mungkin mencari cara untuk menyembunyikan aktivitas mereka, seperti membuat akun media sosial palsu atau menggunakan aplikasi perpesanan yang lebih sulit diakses. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggaran privasi tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.

Solusi untuk masalah ini adalah dengan mendidik anak tentang keamanan digital sejak dini. Daripada mengambil pendekatan yang memaksa, orang tua sebaiknya berdiskusi dengan anak tentang pentingnya menjaga privasi mereka sendiri dan konsekuensi dari tindakan online mereka. Dengan cara ini, anak-anak akan lebih cenderung mendengarkan nasihat orang tua dan merasa dihormati sebagai individu.

Menghormati Privasi Sebagai Bentuk Penghargaan

Menghormati privasi anak tidak berarti orang tua harus sepenuhnya melepaskan kontrol atau pengawasan. Sebaliknya, hal ini adalah tentang menemukan keseimbangan antara memberikan ruang pribadi bagi anak dan tetap memastikan keamanan mereka.

Ketika kamu menghargai privasi anak, kamu sebenarnya memberikan pesan bahwa kamu percaya pada mereka. Kepercayaan ini adalah dasar dari hubungan yang sehat dan saling mendukung. Anak-anak yang merasa dipercayai oleh orang tua cenderung lebih terbuka dalam berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, karena mereka tahu bahwa orang tua tidak akan menghakimi atau merendahkan mereka.

Sebaliknya, ketika privasi anak dilanggar, kepercayaan ini bisa rusak. Anak-anak mungkin merasa bahwa mereka harus menyembunyikan sesuatu dari orang tua, bahkan jika itu adalah hal yang seharusnya didiskusikan. Dalam jangka panjang, ini dapat menciptakan jarak emosional antara orang tua dan anak, yang sulit diperbaiki.

Apa yang Dikatakan Para Ahli?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun