Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nastar dan Perayaan Natal

24 Desember 2024   11:22 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:22 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi nastar.(SHUTTERSTOCK/Rizvisual)

Tradisi ini tidak hanya menghasilkan kue, tetapi juga menciptakan momen kebersamaan yang penuh tawa dan cerita. Aroma nastar yang sedang dipanggang memenuhi rumah, menciptakan suasana hangat yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Nastar menjadi simbol kehangatan keluarga, pengingat bahwa Natal bukan hanya tentang hadiah, tetapi juga tentang kebersamaan dan cinta.

Nastar dan Peran Sosialnya

Selain menjadi bagian dari tradisi keluarga, nastar juga memiliki peran sosial yang signifikan. Saat Natal tiba, nastar sering kali dijadikan sebagai bingkisan untuk teman, kerabat, dan rekan kerja. Dalam budaya Indonesia, memberikan makanan sebagai hadiah memiliki makna mendalam. Hal ini mencerminkan niat baik, rasa hormat, dan keinginan untuk berbagi kebahagiaan.

Sebagai kue yang mudah diterima oleh hampir semua orang, nastar menjadi pilihan yang aman dan disukai. Tidak peduli tua atau muda, hampir semua orang menyukai nastar. Hal ini menjadikannya hadiah yang sempurna, terutama dalam suasana Natal yang identik dengan semangat berbagi.

Inovasi Nastar di Era Modern

Seiring berjalannya waktu, nastar juga mengalami berbagai inovasi. Jika dulu nastar hanya tersedia dalam rasa klasik dengan isi selai nanas, kini varian nastar semakin beragam. Ada nastar isi keju, cokelat, durian, hingga matcha. Inovasi ini bertujuan untuk menarik perhatian generasi muda yang selalu mencari hal baru.

Namun, meskipun banyak varian baru bermunculan, nastar klasik tetap menjadi favorit. Ini membuktikan bahwa rasa tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Tidak hanya itu, nastar kini juga semakin diperhatikan dari segi estetika. Banyak pembuat kue yang menghias nastar dengan detail unik, seperti menggunakan topping keju parut atau mencetak motif cantik di permukaannya.

Inovasi ini juga menjadikan nastar semakin diminati di pasar internasional. Sebagai kue khas Indonesia, nastar mulai mendapat perhatian di berbagai festival kuliner dunia. Keunikannya yang menggabungkan elemen lokal dan Eropa membuat nastar menjadi representasi sempurna dari keragaman budaya Indonesia.

Keberlanjutan Tradisi Nastar

Di tengah perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup, tradisi membuat nastar tetap bertahan. Ini menunjukkan betapa kuatnya nilai emosional yang melekat pada kue ini. Meskipun banyak orang kini lebih memilih membeli nastar jadi karena alasan praktis, tidak sedikit pula yang tetap meluangkan waktu untuk membuatnya sendiri, terutama menjelang Natal.

Hal ini didukung oleh banyaknya tutorial dan resep nastar yang tersedia di internet. Bahkan, platform media sosial kini menjadi ruang bagi para pecinta kuliner untuk berbagi tips dan trik membuat nastar yang sempurna. Keberlanjutan tradisi ini membuktikan bahwa nastar bukan sekadar kue, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang patut dijaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun