Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Natal Paus Fransiskus, Seruan untuk Menghentikan Kekerasan di Dunia

24 Desember 2024   09:11 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:11 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus saat menyampaikan pesan Natal kepada Kuria Roma di Vatikan, Sabtu (21/12/2024).(VATICAN MEDIA via AFP)

Selain itu, kebencian dan prasangka antar kelompok juga menjadi penyebab utama kekerasan. Dalam masyarakat yang semakin terfragmentasi, perbedaan sering kali dijadikan alasan untuk memusuhi yang lain. Paus Fransiskus yang dikenal sangan bersahaja selalu mengkritik narasi kebencian yang sering diperkuat oleh politik identitas dan media yang tidak bertanggung jawab.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya pendidikan dan kesadaran akan pentingnya perdamaian. Di banyak tempat, anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan, menjadikan mereka rentan untuk menginternalisasi kekerasan sebagai sesuatu yang normal. "Dunia ini telah terlalu lama terbiasa dengan kekerasan," 

Seruan untuk Bertindak

Dalam pesan Natalnya, Paus Fransiskus tidak hanya mengajak umat manusia untuk berdoa, tetapi juga untuk bertindak. Menurutnya, doa tanpa aksi adalah kosong, dan aksi tanpa doa kehilangan arah. Ia menekankan pentingnya langkah konkret yang dapat diambil oleh individu, komunitas, dan pemerintah untuk menghentikan kekerasan.

Bagi individu, Paus mengajak setiap orang untuk mulai membangun damai dalam lingkup kecil: keluarga, lingkungan, dan komunitas. Tindakan sederhana seperti mendengarkan orang lain, membantu yang membutuhkan, dan menghindari konflik sudah menjadi langkah besar menuju perdamaian.

Bagi komunitas, terutama komunitas agama, Paus mengajak untuk menjadi jembatan yang menghubungkan, bukan tembok yang memisahkan. Ia percaya bahwa agama memiliki peran penting dalam menciptakan harmoni, bukan justru memperparah konflik.

Sementara itu, bagi pemerintah dan pemimpin dunia, Paus Fransiskus menyerukan komitmen yang lebih besar untuk menghentikan perang dan mendorong dialog. Ia mengingatkan bahwa kepentingan politik dan ekonomi tidak boleh mengorbankan nyawa manusia.

Bukti-Bukti Nyata akan Dampak Kekerasan

Seruan Paus Fransiskus tidak hanya opini belaka karna  sejumlah data dan fakta untuk mendukung pesannya. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 2023, lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi akibat konflik bersenjata dan kekerasan. Ini adalah angka tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah modern.

Di Ukraina, misalnya, ribuan warga sipil tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal akibat perang yang terus berkecamuk. Konflik ini tidak hanya membawa penderitaan bagi mereka yang terlibat langsung, tetapi juga menyebabkan krisis energi dan pangan global yang memengaruhi jutaan orang di luar zona perang.

Sementara itu, di Timur Tengah, kekerasan terus memperburuk kondisi kemanusiaan. Di Yaman, sekitar 20 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk lebih dari 10 juta anak yang mengalami malnutrisi. Situasi ini menunjukkan bahwa dampak kekerasan jauh melampaui medan perang; ia merusak struktur sosial dan generasi masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun