Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seberapa Penting Work-Life Balance?

20 Desember 2024   15:40 Diperbarui: 20 Desember 2024   15:40 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Worklife.Pixabay.com/StockSnap

Lebih jauh lagi, kehilangan keseimbangan juga dapat merusak hubungan sosial. Banyak orang yang merasa kesulitan membagi waktu untuk keluarga atau teman karena terlalu fokus pada pekerjaan. Akibatnya, mereka kehilangan momen-momen berharga yang seharusnya bisa dinikmati bersama orang-orang tercinta. Dalam jangka panjang, ini dapat menimbulkan rasa penyesalan dan kesepian yang mendalam.

Menghadapi Tantangan dalam Menerapkan Work-Life Balance

Meskipun work-life balance terdengar sederhana secara konsep, penerapannya sering kali penuh tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah budaya kerja yang tidak sehat. Di banyak perusahaan, ada anggapan bahwa lembur adalah tanda loyalitas, sementara mengambil waktu untuk diri sendiri dianggap sebagai kemalasan.

Masalah lainnya adalah kurangnya kesadaran diri. Banyak orang terjebak dalam pola pikir bahwa mereka harus selalu sibuk untuk merasa produktif. Padahal, kesibukan yang berlebihan justru bisa mengaburkan prioritas utama dalam hidup.

Selain itu, perkembangan teknologi juga memperumit masalah ini. Dengan adanya perangkat digital, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi semakin kabur. Notifikasi email atau pesan pekerjaan sering kali datang di luar jam kerja, membuat kamu merasa harus selalu siaga.

Langkah Nyata untuk Mencapai Work-Life Balance

Untuk menerapkan work-life balance, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyadari pentingnya keseimbangan itu sendiri. Ini bukan sekadar soal mengurangi jam kerja, tetapi juga tentang bagaimana kamu memprioritaskan waktu dan energi.

Cobalah untuk mulai dengan memahami apa yang benar-benar penting bagi kamu. Apakah itu keluarga, kesehatan, atau pengembangan diri? Dengan mengetahui prioritas hidup, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijak tentang bagaimana mengatur waktu.

Selanjutnya, penting untuk menetapkan batas yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jika memungkinkan, hindari membawa pekerjaan ke rumah atau memeriksa email kantor di luar jam kerja. Ini bukan hanya soal disiplin diri, tetapi juga tentang menghormati waktu pribadi kamu.

Selain itu, belajar untuk mengatakan "tidak" juga merupakan keterampilan penting. Sering kali, kita merasa harus menyenangkan semua orang, terutama di tempat kerja. Namun, kamu tidak bisa melakukan segalanya sekaligus. Menolak tugas tambahan yang tidak perlu bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa kamu memahami batas kemampuan diri.

Peran Perusahaan dalam Mendukung Work-Life Balance

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun