Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cerita Sambal dari Pelengkap Makanan Menjadi Kebutuhan Pokok

19 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjaga Keberlanjutan Sambal

Keberlangsungan sambal sebagai bagian dari budaya dan kebutuhan sehari-hari membutuhkan perhatian dari berbagai pihak. Pemerintah, misalnya, dapat berperan dalam menjaga stabilitas harga cabai dengan memastikan distribusi yang lancar dan mendukung para petani lokal. Selain itu, perlu ada edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga tradisi pembuatan sambal secara alami, tanpa bergantung sepenuhnya pada produk kemasan.

Generasi muda juga memiliki peran penting dalam melestarikan tradisi sambal. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendokumentasikan resep-resep sambal tradisional dan membagikannya melalui platform digital. Dengan cara ini, keberagaman sambal di Indonesia dapat terus dikenalkan dan diapresiasi oleh lebih banyak orang.

Kesimpulan

Sambal adalah lebih dari sekadar makanan. Ia adalah cerminan dari budaya, sejarah, dan identitas masyarakat Indonesia. Dari dapur sederhana di pedesaan hingga meja makan di restoran berbintang, sambal telah membuktikan dirinya sebagai elemen yang tak tergantikan. Perjalanan panjangnya dari pelengkap makan menjadi kebutuhan pokok mencerminkan betapa kuatnya ikatan masyarakat Indonesia dengan rasa dan tradisi.

Di tengah modernisasi yang terus berkembang, sambal tetap bertahan sebagai simbol keanekaragaman dan karakter bangsa. Ia mengajarkan kita bahwa dalam kesederhanaan terdapat kekayaan, dan dalam tradisi terdapat kebersamaan. Sambal bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang cerita, budaya, dan identitas yang akan terus hidup dalam setiap sendok nasi yang kita nikmat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun