Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Skema Pajak 2025, Mewujudkan Sistem Perpajakan yang Adil dan Beradap

18 Desember 2024   09:46 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:29 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rupiah.Pixabay.com/IqbalStock 

Langkah kedua adalah memperbaiki tata kelola pajak melalui kebijakan insentif yang tepat sasaran. Pemerintah dapat memberikan insentif pajak kepada sektor-sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan, seperti energi terbarukan, pendidikan, dan kesehatan. Insentif ini tidak hanya mendorong kepatuhan, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi perekonomian.

Langkah ketiga adalah meningkatkan literasi pajak di kalangan masyarakat. Banyak warga yang belum memahami pentingnya pajak, apalagi cara menghitung atau melaporkan kewajiban mereka. Kampanye edukasi yang transparan, kreatif, dan berkelanjutan dapat membantu mengatasi masalah ini.

Bukti Pentingnya Reformasi Pajak

Negara-negara dengan sistem perpajakan yang adil cenderung lebih sejahtera. Sebagai contoh, di negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sangat tinggi karena sistem pajaknya tidak hanya progresif, tetapi juga transparan. Uang pajak digunakan untuk mendanai pendidikan gratis, layanan kesehatan universal, dan infrastruktur publik yang berkualitas tinggi.

Sebaliknya, di negara-negara berkembang dengan sistem perpajakan yang lemah, ketimpangan pendapatan sering kali menjadi masalah utama. Ini menunjukkan bahwa reformasi pajak yang adil dan beradab bukan hanya soal meningkatkan penerimaan negara, tetapi juga menciptakan kepercayaan dan solidaritas sosial.

Arah Baru Menuju Keadilan Sosial

Reformasi pajak bukanlah sekadar perubahan teknis dalam regulasi, tetapi langkah moral yang mencerminkan keberpihakan negara kepada rakyatnya. Skema pajak 2025 harus menjadi cerminan komitmen Indonesia untuk membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berdaya.

Sebagai warga negara, kamu memiliki hak untuk menuntut keadilan dari sistem ini, tetapi kamu juga memiliki kewajiban untuk mendukungnya. Pajak adalah alat kita bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, mari kita dorong reformasi ini dengan semangat kolaborasi.

Pajak bukan hanya kewajiban, melainkan wujud cinta kepada negeri. Dan cinta yang sejati adalah cinta yang adil dan beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun