Langkah kedua adalah memperbaiki tata kelola pajak melalui kebijakan insentif yang tepat sasaran. Pemerintah dapat memberikan insentif pajak kepada sektor-sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan, seperti energi terbarukan, pendidikan, dan kesehatan. Insentif ini tidak hanya mendorong kepatuhan, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi perekonomian.
Langkah ketiga adalah meningkatkan literasi pajak di kalangan masyarakat. Banyak warga yang belum memahami pentingnya pajak, apalagi cara menghitung atau melaporkan kewajiban mereka. Kampanye edukasi yang transparan, kreatif, dan berkelanjutan dapat membantu mengatasi masalah ini.
Bukti Pentingnya Reformasi Pajak
Negara-negara dengan sistem perpajakan yang adil cenderung lebih sejahtera. Sebagai contoh, di negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sangat tinggi karena sistem pajaknya tidak hanya progresif, tetapi juga transparan. Uang pajak digunakan untuk mendanai pendidikan gratis, layanan kesehatan universal, dan infrastruktur publik yang berkualitas tinggi.
Sebaliknya, di negara-negara berkembang dengan sistem perpajakan yang lemah, ketimpangan pendapatan sering kali menjadi masalah utama. Ini menunjukkan bahwa reformasi pajak yang adil dan beradab bukan hanya soal meningkatkan penerimaan negara, tetapi juga menciptakan kepercayaan dan solidaritas sosial.
Arah Baru Menuju Keadilan Sosial
Reformasi pajak bukanlah sekadar perubahan teknis dalam regulasi, tetapi langkah moral yang mencerminkan keberpihakan negara kepada rakyatnya. Skema pajak 2025 harus menjadi cerminan komitmen Indonesia untuk membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berdaya.
Sebagai warga negara, kamu memiliki hak untuk menuntut keadilan dari sistem ini, tetapi kamu juga memiliki kewajiban untuk mendukungnya. Pajak adalah alat kita bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, mari kita dorong reformasi ini dengan semangat kolaborasi.
Pajak bukan hanya kewajiban, melainkan wujud cinta kepada negeri. Dan cinta yang sejati adalah cinta yang adil dan beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H