Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Meningkatkan Kesadaran Siswa untuk Menjaga Kebersihan Lingkungan

17 Desember 2024   14:54 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:54 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebersihan lingkungan sering kali dianggap sebagai hal sepele oleh banyak orang. Padahal, kebersihan memegang peranan penting dalam kehidupan, tidak hanya untuk menjaga kesehatan tetapi juga melestarikan ekosistem dan mencegah berbagai masalah lingkungan. Sekolah, sebagai institusi pendidikan, memiliki peran strategis dalam menanamkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kepada para siswanya. Namun, mengapa persoalan ini begitu krusial? Apa yang terjadi jika siswa tidak memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan?

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai urgensi menjaga kebersihan lingkungan di kalangan siswa, dampak dari kelalaian terhadap kebersihan, serta bagaimana langkah-langkah komprehensif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tersebut secara efektif.

Realitas Kebersihan Lingkungan di Sekolah

Masalah kebersihan lingkungan di sekolah sebenarnya bukanlah hal yang baru. Hampir setiap sekolah di Indonesia pernah atau masih menghadapi tantangan ini. Ketika kamu masuk ke halaman sekolah atau melewati lorong-lorong kelas, sering kali pemandangan sampah berserakan menjadi hal yang lumrah. Plastik bekas jajanan, botol minuman kosong, dan kertas tercecer adalah contoh nyata yang mencerminkan rendahnya kesadaran siswa terhadap kebersihan lingkungan.

Salah satu contoh kasus nyata adalah sekolah-sekolah di daerah perkotaan dengan jumlah siswa yang padat. Minimnya fasilitas tempat sampah, kurangnya pengawasan, serta kebiasaan siswa yang kurang peduli, membuat masalah kebersihan semakin sulit dikendalikan. Akibatnya, bukan hanya lingkungan sekolah menjadi tidak nyaman, tetapi kesehatan para siswa dan tenaga pendidik pun ikut terancam.

Selain itu, masalah ini diperburuk oleh kurangnya edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan. Banyak siswa yang menganggap bahwa tugas menjaga kebersihan hanyalah kewajiban petugas kebersihan atau pihak sekolah. Padahal, menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama, termasuk siswa sebagai bagian dari komunitas sekolah.

Dampak Lingkungan yang Kotor bagi Kesehatan dan Pendidikan

Lingkungan sekolah yang tidak bersih akan menimbulkan berbagai dampak negatif yang serius, baik dari segi kesehatan, psikologis, maupun kualitas pembelajaran. Kamu tentu bisa membayangkan bagaimana kondisi belajar di ruang kelas yang kotor, berdebu, dan berbau tidak sedap. Fokus belajar akan terganggu, dan siswa menjadi tidak nyaman untuk berada di sekolah dalam waktu yang lama.

Dari segi kesehatan, sampah yang dibiarkan menumpuk akan menjadi sarang bakteri, nyamuk, dan hama penyakit. Sampah plastik atau organik yang membusuk dapat menghasilkan gas beracun seperti metana, yang jika terhirup terus-menerus bisa membahayakan sistem pernapasan. Penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan demam berdarah adalah beberapa penyakit yang sering muncul di lingkungan yang kotor.

Bahkan lebih dari itu, lingkungan yang kotor juga dapat berdampak pada psikologi siswa. Sekolah yang tidak terawat cenderung membuat siswa merasa tidak bangga terhadap lingkungannya. Hal ini bisa memicu rasa malas untuk menjaga kebersihan, yang akhirnya menjadi kebiasaan buruk yang terbawa hingga dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun