Kita bisa belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil mengatasi masalah serupa. Misalnya, di Jepang, kebersihan toilet sekolah menjadi bagian dari kurikulum. Siswa diajarkan untuk membersihkan toilet sebagai bagian dari pendidikan karakter. Hal ini tidak hanya membuat toilet tetap bersih, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap fasilitas umum.
Di Finlandia, pemerintah memberikan anggaran khusus untuk perawatan fasilitas sanitasi di sekolah. Mereka memahami bahwa toilet yang bersih dan layak adalah bagian dari investasi jangka panjang dalam pendidikan. Pendekatan ini membuktikan bahwa kebijakan yang tepat dapat menghasilkan perubahan yang signifikan.
Harapan untuk Masa Depan
Masalah toilet sekolah mungkin tampak sederhana, tetapi dampaknya sangat besar bagi kesehatan, kenyamanan, dan kualitas pendidikan siswa. Oleh karena itu, kita perlu melihat toilet sekolah sebagai bagian penting dari ekosistem pendidikan yang harus diperhatikan dengan serius.
Pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Kita tidak hanya membutuhkan perbaikan fisik, tetapi juga perubahan budaya dan kebijakan yang mendukung. Dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa semua siswa di Indonesia, tanpa terkecuali, memiliki akses ke toilet yang bersih, layak, dan sehat.
Pada akhirnya, toilet sekolah yang layak bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga tentang memberikan rasa hormat kepada siswa sebagai individu yang berhak mendapatkan lingkungan belajar yang bermartabat. Jangan biarkan toilet sekolah menjadi masalah yang terus berulang. Sudah saatnya kita bergerak bersama untuk menyelesaikan persoalan ini sekali untuk selamanya.
Mari wujudkan sekolah yang sehat dan layak bagi generasi penerus bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H