Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dear Orang Tua, Sudahkah Kita Adil?

13 Desember 2024   19:16 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kakak dan Adik.Pixabay.com/Vika_Glitter 

Rasa Tidak Dihargai
Anak sulung sering kali merasa bahwa kebutuhannya diabaikan. Ia belajar untuk menekan keinginannya sendiri demi memenuhi harapan orang tua. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kepercayaan dirinya. Ia mungkin merasa bahwa ia tidak pantas mendapatkan perhatian atau penghargaan yang sama seperti orang lain.

  • Kemunculan Rasa Iri
    Hubungan kakak dan adik tidak selalu harmonis, terutama jika salah satu pihak merasa dirugikan. Kakak yang terus-menerus harus mengalah mungkin menyimpan rasa iri terhadap adiknya. Ia merasa bahwa adik selalu mendapatkan "keistimewaan" yang tidak pernah ia miliki.

  • Adik Tidak Belajar Empati
    Di sisi lain, adik yang selalu dimenangkan juga tidak diuntungkan. Ia tumbuh dengan asumsi bahwa dunia akan selalu memenuhi keinginannya, tanpa perlu mempertimbangkan perasaan orang lain. Ketika ia bertemu dengan kenyataan di luar keluarga, ia mungkin menghadapi kesulitan dalam beradaptasi.

  • Mengapa Orang Tua Sering Kali Memilih Jalan Ini?

    Ada beberapa alasan mengapa orang tua sering meminta kakak untuk mengalah. Salah satunya adalah asumsi bahwa kakak, karena usianya yang lebih tua, dianggap lebih memahami situasi. Orang tua juga mungkin merasa bahwa dengan meminta kakak mengalah, konflik akan lebih cepat reda. Namun, solusi instan ini sering kali mengorbankan jangka panjang. Alih-alih menyelesaikan masalah, pola ini justru memperbesar jarak emosional antara kakak dan adik.

    Selain itu, budaya kita juga memainkan peran penting. Dalam banyak masyarakat, ada tekanan budaya yang kuat untuk menghormati hierarki usia. Kakak, sebagai yang lebih tua, sering kali diposisikan sebagai sosok yang harus lebih bijaksana dan bertanggung jawab. Meskipun nilai-nilai ini memiliki tempatnya, memaksakan tanggung jawab ini tanpa mempertimbangkan konteks bisa menjadi tidak adil.

    Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua? Sebuah Gagasan Baru

    Memutus pola lama bukanlah hal yang mudah, tetapi itu bukan hal yang mustahil. Sebagai orang tua, kamu memiliki kesempatan untuk menciptakan hubungan yang lebih seimbang antara kakak dan adik. Salah satu langkah pertama yang bisa diambil adalah dengan mengubah cara pandang terhadap peran kakak dan adik dalam keluarga. Kakak bukan hanya seorang "pengalah," dan adik bukan hanya "anak kecil yang harus dimenangkan."

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun