Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Golput Melonjak di Pilkada 2024, Kepercayaan Rakyat pada Pemerintah Luntur?

12 Desember 2024   15:29 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:23 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Golput. (DOK KOMPAS/HANDINING)

"Setiap kali ada calon yang katanya bersih gak korup, eh tahunya terbukti korupsi juga. Jadi, untuk apa memilih?" ujar Danu, seorang pedagang di pasar tradisional di Medan. Pernyataan ini memperlihatkan bagaimana kasus korupsi telah meruntuhkan kepercayaan rakyat pada seluruh sistem pemerintahan.

  1. Kebijakan yang Tidak Pro-Rakyat

Rasa kecewa juga muncul akibat kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil. Contohnya, pengesahan undang-undang yang kontroversial seperti Omnibus Law, yang dianggap lebih menguntungkan korporasi daripada buruh. Selain itu, lambannya penanganan krisis ekonomi pascapandemi membuat banyak masyarakat merasa tidak diprioritaskan.

"Saat kami berjuang untuk makan dan kebutuhan setiap hari, para pejabat malah sibuk mengurus politik dan bagi-bagi jabatan. Kebijakan mereka sering kali tidak terasa manfaatnya bagi kami," kata Lila, seorang buruh pabrik.

  1. Ketidakpercayaan pada Proses Pilkada

Masalah lain adalah ketidakpercayaan pada proses pemilu itu sendiri. Banyak orang percaya bahwa Pilkada hanyalah formalitas belaka, di mana hasilnya telah ditentukan oleh oligarki politik. Praktik politik uang yang masih marak juga membuat masyarakat skeptis terhadap integritas proses pemilu.

"Saya tahu siapa pun yang menang, dia pasti didukung oleh orang-orang kaya di belakang layar. Suara saya tidak ada artinya," ujar Yusuf, seorang petani.

Dampak Serius dari Fenomena Golput

Meningkatnya angka golput bukanlah sekadar masalah statistik. Fenomena ini memiliki dampak serius bagi demokrasi Indonesia. Ketika banyak orang memilih untuk tidak memilih, legitimasi pemimpin yang terpilih menjadi dipertanyakan. Ini bisa memperlemah kepercayaan masyarakat pada pemerintahan di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun