Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persiapan Menjadi Seorang Ayah

12 Desember 2024   10:52 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Serorang Ayah. Pixabay.com/MULTIMEDIOSDS 

Mengelola Hubungan dengan Pasangan

Kehadiran anak sering kali menjadi ujian terbesar dalam sebuah hubungan. Saat pasanganmu sedang hamil, ia tidak hanya membutuhkan dukungan fisik, tetapi juga emosional. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperkuat komunikasi dan membangun kerjasama yang kokoh sebagai tim.

Misalnya, kamu bisa mulai dengan berdiskusi tentang peran dan tanggung jawab masing-masing setelah anak lahir. Apakah kamu akan berbagi tugas mengganti popok? Bagaimana cara kalian menangani waktu tidur malam yang terganggu? Kesepakatan semacam ini, meski tampak sederhana, dapat mencegah banyak konflik di masa depan.

Ilustrasu cerita dari Ardi, seorang ayah muda, mungkin bisa memberikan inspirasi. Ketika istrinya mengandung anak pertama mereka, Ardi memutuskan untuk menghadiri setiap konsultasi kehamilan bersama istrinya. "Awalnya, aku merasa itu hanya formalitas," katanya. "Tapi lama-lama, aku merasa lebih terhubung dengan bayi kami yang belum lahir. Aku juga jadi lebih memahami apa yang istriku alami."

Hubungan yang kuat dengan pasangan tidak hanya akan mempermudah perjalanan menjadi orang tua, tetapi juga memberikan lingkungan yang stabil bagi anakmu kelak.

Menyiapkan Masa Depan Anak

Salah satu aspek yang sering kali membuat calon ayah merasa cemas adalah keuangan. Tidak bisa dipungkiri, memiliki anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari kebutuhan dasar seperti popok dan susu, hingga pendidikan jangka panjang, semuanya harus dipertimbangkan sejak awal.

Kamu bisa mulai dengan menyusun anggaran yang realistis. Identifikasi kebutuhan mendesak dan mulai menabung untuk masa depan anak. Jika belum memiliki dana darurat, inilah waktu yang tepat untuk membangunnya. Banyak ahli keuangan merekomendasikan memiliki dana darurat setara dengan pengeluaran tiga hingga enam bulan sebelum anak lahir.

Selain itu, mempelajari asuransi kesehatan dan pendidikan juga sangat penting. Dengan perlindungan yang tepat, kamu bisa memastikan bahwa anakmu memiliki akses ke layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas tanpa harus khawatir tentang biaya yang membengkak.

Membentuk Ikatan dengan Anak Sejak Dini

Salah satu mitos yang sering kali membuat calon ayah merasa terpinggirkan adalah anggapan bahwa ikatan dengan anak hanya dimulai setelah kelahiran. Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah selama kehamilan memiliki dampak positif yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun