Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Perasaan Terjebak dalam Friends Zone

11 Desember 2024   16:14 Diperbarui: 11 Desember 2024   16:14 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Friends Zone.Pixabay.com/Huynhly024 

Terjebak dalam friends zone dapat berdampak signifikan pada kesehatan emosionalmu. Perasaan frustrasi, rendah diri, dan kekecewaan menjadi teman yang sulit dihindari. Kamu mungkin mulai mempertanyakan apa yang salah dengan dirimu, mengapa perasaanmu tidak dibalas, atau apakah kamu kurang layak untuk dicintai.

Penelitian menunjukkan bahwa penolakan romantis, seperti yang sering terjadi dalam friends zone, dapat memicu respons stres yang mirip dengan rasa sakit fisik. Otakmu memproses penolakan dengan cara yang hampir sama seperti luka fisik, yang menjelaskan mengapa rasa sakit emosional ini terasa begitu nyata.

Lebih jauh lagi, friends zone juga dapat mengganggu dinamika hubunganmu dengan orang tersebut. Keakraban yang dulu terasa alami kini berubah menjadi canggung, terutama jika perasaanmu akhirnya terungkap. Bahkan jika hubungan tetap berlanjut, ketegangan emosional yang dirasakan bisa menciptakan jarak yang sulit dijembatani.

Friends Zone dalam Kehidupan Sehari-hari

Friends zone bukan hanya fenomena yang terjadi dalam hubungan individu, tetapi juga menjadi subjek kajian sosial dan budaya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships mengungkapkan bahwa hubungan yang dimulai dengan friends zone cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah dalam jangka panjang.

Penelitian lain menunjukkan bahwa individu yang terlalu lama terjebak dalam friends zone cenderung mengalami penurunan kepercayaan diri dan motivasi. Mereka merasa bahwa usaha mereka sia-sia, yang akhirnya membuat mereka lebih sulit membuka diri terhadap peluang romantis lainnya.

Namun, menariknya, tidak semua cerita friends zone berakhir dengan kekecewaan. Ada juga kisah-kisah di mana hubungan berhasil berkembang menjadi sesuatu yang lebih, meskipun membutuhkan waktu dan komunikasi yang mendalam.

Cara Menghadapi Situasi Friends Zone

Ketika kamu merasa terjebak dalam friends zone, langkah pertama yang perlu diambil adalah menghadapi kenyataan dengan jujur. Jangan menutupi perasaanmu dengan harapan palsu atau terus memendamnya hingga menjadi beban. Mengakui perasaanmu, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang tersebut, adalah langkah awal menuju penyelesaian.

Namun, penting untuk memahami bahwa mengungkapkan perasaan bukan berarti kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan. Cinta adalah soal pilihan, dan setiap orang memiliki hak untuk memutuskan kepada siapa mereka memberikan hati. Jika perasaanmu tidak terbalas, bukan berarti kamu gagal, melainkan kamu telah mengambil langkah untuk melangkah maju.

Kamu juga perlu mengingat bahwa friends zone bukanlah akhir dunia. Banyak orang menemukan bahwa setelah melewati fase ini, mereka mampu membangun hubungan baru yang lebih sehat dan bahagia. Kuncinya adalah fokus pada pertumbuhan pribadi dan membuka diri terhadap peluang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun