Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pola Asuh yang Ideal untuk Anak Zaman Sekarang

10 Desember 2024   14:56 Diperbarui: 10 Desember 2024   14:56 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu mungkin pernah mendengar anak bertanya, “Kenapa aku nggak boleh main game, sementara teman-temanku boleh?” Pertanyaan seperti ini adalah wajar di era modern, dan membutuhkan jawaban yang logis, bukan sekadar perintah tanpa alasan.

Pola Asuh yang Berdasarkan Komunikasi dan Empati

Salah satu kunci utama dalam pola asuh anak zaman sekarang adalah membangun komunikasi yang efektif. Anak-anak tidak hanya membutuhkan nasihat, tetapi juga pendampingan emosional. Mereka ingin merasa dipahami dan dihargai sebagai individu.

Seorang ibu bernama Maya pernah bercerita tentang anaknya yang berusia 10 tahun. Setiap kali pulang sekolah, anaknya selalu tampak lesu dan enggan bercerita. Setelah Maya mencoba pendekatan yang lebih empatik, seperti menanyakan kabar dengan nada lembut dan tanpa menghakimi, anaknya mulai membuka diri. Maya pun akhirnya mengetahui bahwa anaknya sering diejek teman-temannya di sekolah karena dianggap “berbeda”.

Cerita ini menggambarkan betapa pentingnya empati dalam pola asuh. Dengan mendengarkan anak secara aktif, orang tua bisa memahami apa yang dirasakan anak dan memberikan solusi yang sesuai.

Komunikasi yang baik juga mencakup kemampuan untuk berdiskusi tanpa memaksakan kehendak. Misalnya, ketika anak menginginkan sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai keluarga, orang tua perlu menjelaskan alasan di balik keputusan mereka tanpa nada otoriter. Hal ini membangun rasa saling percaya dan membantu anak memahami perspektif orang tua.

Menanamkan Nilai-nilai di Tengah Modernisasi

Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai kehidupan di tengah derasnya arus globalisasi. Anak-anak zaman sekarang terpapar berbagai budaya dan pandangan hidup yang sering kali bertentangan dengan norma tradisional.

Namun, modernisasi bukan alasan untuk meninggalkan nilai-nilai yang penting, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras. Sebaliknya, orang tua perlu mencari cara yang kreatif untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan anak.

Misalnya, seorang ayah bernama Arif menggunakan permainan edukatif untuk mengajarkan anaknya tentang pentingnya kerja sama. Melalui permainan ini, anak belajar bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada usaha individu, tetapi juga pada kemampuan bekerja sama dengan orang lain.

Selain itu, orang tua perlu menjadi teladan. Karena anak-anak akan lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat dibandingkan apa yang mereka dengar. Jika kamu ingin anak tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, tunjukkan tanggung jawab dalam tindakan sehari-harimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun