Meski situasinya tampak suram, bukan berarti tidak ada harapan. Salah satu langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan anggaran R&D secara signifikan. Pemerintah perlu melihat investasi dalam penelitian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, bukan sekadar beban anggaran.
Selain itu, reformasi birokrasi menjadi kebutuhan mendesak. Proses pengajuan hibah penelitian harus disederhanakan, dan alokasinya harus transparan. Meritokrasi harus menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga peneliti merasa dihargai berdasarkan kontribusi mereka.
Kemitraan antara pemerintah, universitas, dan sektor swasta juga dapat menjadi solusi. Di banyak negara maju, sektor swasta memainkan peran penting dalam mendanai penelitian dan mengaplikasikan hasilnya ke dunia industri. Dengan melibatkan sektor swasta, Indonesia dapat menciptakan ekosistem penelitian yang lebih berkelanjutan.
Yang tak kalah penting adalah membangun budaya kerja yang inklusif dan mendukung. Peneliti muda harus diberi ruang untuk berekspresi dan berinovasi. Penghargaan terhadap ide dan kontribusi harus menjadi prioritas, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk tetap berkarya di Indonesia.
Harapan Masa Depan
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan global dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, potensi ini hanya bisa tercapai jika negara mampu menciptakan lingkungan yang mendukung para peneliti untuk berkembang. Fenomena brain drain harus menjadi peringatan, bukan hanya bagi pemerintah, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia, bahwa kita perlu lebih menghargai ilmu pengetahuan dan orang-orang yang berkontribusi di dalamnya.
Kisah-kisah sukses para peneliti Indonesia di luar negeri seharusnya menjadi inspirasi, bukan sekadar kebanggaan semu. Jika mereka bisa berhasil di negara lain, mengapa kita tidak bisa menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berhasil di tanah air sendiri? Pada akhirnya, masa depan Indonesia terletak pada seberapa besar kita menghargai ilmu pengetahuan dan mendukung mereka yang mendedikasikan hidup untuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H