Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pajak dari Kita, Seharusnya untuk Kita!

9 Desember 2024   08:51 Diperbarui: 9 Desember 2024   14:36 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembayaran Pajak Kepada Negara. Pixabay.com/Ralphs_Fotos 

Ketika kita melangkah ke jalan raya, melihat anak-anak berlari di taman kota, atau menikmati layanan kesehatan di rumah sakit, ada satu benang merah yang menghubungkan semua ini: pajak. Pajak bukan sekadar kewajiban rutin yang tertera dalam slip gaji atau biaya tambahan saat membeli barang. Pajak adalah janji pemerintah kepada rakyat bahwa uang yang diambil dari dompet mereka akan kembali dalam bentuk layanan dan fasilitas yang meningkatkan kualitas hidup. Namun, benarkah janji itu selalu ditepati?

Dunia Pajak yang Tidak Selalu Adil

Cerita tentang pajak di Indonesia sering kali dibalut oleh dualitas: antara kebutuhan negara dan keresahan rakyat. Di satu sisi, pemerintah membutuhkan pajak sebagai sumber pendapatan utama untuk membangun negara. Di sisi lain, masyarakat kerap mempertanyakan apakah uang yang mereka bayarkan benar-benar dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

Sebagai contoh, mari kita lihat bagaimana ketimpangan regional menjadi isu utama. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung sering mendapatkan prioritas dalam pembangunan infrastruktur. Jalan tol baru, transportasi massal modern, dan fasilitas umum lainnya kerap berpusat di daerah urban. Sementara itu, di pelosok Papua atau Nusa Tenggara Timur, masyarakat masih bergulat dengan jalan berlubang, minimnya fasilitas kesehatan, atau bahkan akses listrik yang terbatas.

Seharusnya, pajak menjadi alat yang mampu menjembatani ketimpangan ini. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pemerataan hasil pajak masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

Korupsi Musuh Utama Pajak Rakyat

Ketika seseorang membayar pajak, ia mempercayakan uangnya kepada pemerintah. Sayangnya, kepercayaan ini kerap dikhianati oleh oknum yang menyalahgunakan dana pajak. Transparansi Internasional Indonesia melaporkan bahwa korupsi di sektor publik, termasuk dalam pengelolaan pajak, masih marak terjadi.

Salah satu kasus paling mencolok adalah skandal penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan pada 2010. Dengan jabatan sebagai pegawai Ditjen Pajak, Gayus berhasil menyalahgunakan dana hingga miliaran rupiah. Kasus ini tidak hanya menguak kebobrokan sistem, tetapi juga meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pajak.

Korupsi seperti ini bukan hanya soal kerugian materiil. Ia melukai perasaan rakyat yang berharap pajak mereka digunakan untuk hal-hal bermanfaat. Tidak heran jika banyak orang merasa enggan atau bahkan skeptis untuk taat membayar pajak.

Mengapa Transparansi Itu Penting?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun