Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tortor Tarian Unik yang Melawan Arus Modernisasi

7 Desember 2024   11:03 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:04 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, komunitas Batak di Eropa kerap mengadakan festival budaya yang menampilkan Tor-Tor sebagai salah satu atraksi utama. Penonton asing sering terpukau dengan keindahan gerakan Tor-Tor yang anggun dan penuh makna. Selain itu, Tor-Tor juga mulai dilibatkan dalam proyek kolaborasi seni lintas budaya, menunjukkan fleksibilitasnya dalam menyesuaikan diri tanpa kehilangan identitas.

Kisah Inspiratif

Salah satu kisah inspiratif datang dari sebuah komunitas seni di Medan yang bernama Marsada. Komunitas ini beranggotakan anak-anak muda Batak yang memiliki semangat untuk melestarikan Tor-Tor. Mereka tidak hanya menampilkan Tor-Tor dalam bentuk tradisional, tetapi juga menggabungkannya dengan seni modern seperti teater dan film pendek.

Salah satu anggota komunitas ini, Anggi, menceritakan bagaimana ia dulu menganggap Tor-Tor sebagai sesuatu yang membosankan. Namun, setelah mengikuti pelatihan intensif, ia mulai memahami filosofi di balik setiap gerakan. "Sekarang, saya merasa bangga bisa menari Tor-Tor. Ini bukan hanya tarian, tetapi identitas saya sebagai orang Batak," ujar Anggi.

Mengapa Tor-Tor Penting untuk Dilestarikan?

Tor-Tor adalah lebih dari sekadar seni tradisional. Ia adalah identitas, warisan, dan simbol kebanggaan masyarakat Batak. Dengan melestarikan Tor-Tor, kita tidak hanya menjaga keberagaman budaya Indonesia, tetapi juga menghormati para leluhur yang telah menciptakan seni ini sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Namun, melestarikan Tor-Tor bukan tugas yang mudah. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas budaya, hingga individu. Dengan pendidikan budaya, inovasi seni, dan promosi yang tepat, Tor-Tor dapat terus menari di tengah gempuran zaman.

Kesimpulan

Tor-Tor adalah cerminan kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Meski menghadapi berbagai tantangan, tarian ini tetap bertahan sebagai simbol identitas masyarakat Batak. Dengan usaha kolektif untuk melestarikan dan mengembangkan Tor-Tor, seni ini akan terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kamu juga bisa ikut berkontribusi dalam melestarikan Tor-Tor. Mulailah dengan mengenal budaya ini lebih dalam, menonton pertunjukannya, atau bahkan belajar gerakannya. Dengan begitu, kamu tidak hanya membantu menjaga tradisi, tetapi juga memperkaya wawasan tentang kekayaan budaya Nusantara.

Semoga Tor-Tor tetap menjadi tarian yang menari melawan waktu, membawa pesan leluhur kepada dunia, dan menginspirasi kita untuk terus mencintai warisan budaya bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun