Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Konsep Zero Waste dan Manfaat untuk Lingkungan

4 Desember 2024   18:30 Diperbarui: 4 Desember 2024   18:37 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan dunia di mana tidak ada tumpukan sampah plastik di lautan, tidak ada asap dari pembakaran limbah, dan tempat pembuangan akhir bukan lagi pemandangan yang biasa. Dunia seperti itu terdengar utopis, tetapi inilah visi yang ingin diwujudkan oleh konsep zero waste. Gaya hidup ini tidak hanya menjadi tren, tetapi juga solusi nyata terhadap krisis lingkungan global yang semakin mengkhawatirkan.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan zero waste? Mengapa konsep ini begitu penting, dan bagaimana dampaknya terhadap bumi yang kita tinggali? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mari kita telusuri secara mendalam tentang zero waste, mulai dari akar permasalahan hingga manfaat luar biasa yang dapat dirasakan jika kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Masalah Besar di Balik Tumpukan Sampah

Krisis sampah bukanlah isu baru. Di Indonesia, sekitar 68 juta ton sampah dihasilkan setiap tahunnya, dan dari jumlah tersebut, 15% adalah sampah plastik. Sayangnya, hanya sebagian kecil dari sampah plastik yang didaur ulang, sementara sebagian besar berakhir di TPA, sungai, atau laut. Indonesia bahkan dikenal sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, setelah Tiongkok.

Dampaknya sangat nyata. Di lautan, plastik membentuk "pulau sampah" yang membentang ribuan kilometer. Penyu laut sering ditemukan mati dengan perut penuh plastik, dan ikan yang kita konsumsi bisa saja mengandung mikroplastik. Selain itu, pembakaran sampah di permukiman juga melepaskan gas beracun yang merusak udara dan kesehatan manusia.

Inilah alasan mengapa zero waste menjadi solusi yang mendesak. Konsep ini tidak hanya berfokus pada cara membuang sampah, tetapi juga bagaimana kita memproduksi, mengonsumsi, dan memperlakukan barang yang sudah tidak terpakai.

Memahami Filosofi Zero Waste

Zero waste bukan sekadar langkah teknis untuk mengurangi limbah. Ini adalah perubahan pola pikir yang mendalam. Dalam konsep ini, semua produk dianggap memiliki nilai yang dapat dipertahankan selama mungkin, baik dengan cara digunakan kembali, diperbaiki, atau didaur ulang.

Bayangkan sebuah gelas kaca. Dalam sistem konvensional, gelas yang pecah dianggap tidak berguna dan langsung dibuang. Dalam sistem zero waste, gelas tersebut dapat dihancurkan dan dilebur untuk membuat gelas baru, tanpa harus menggunakan bahan mentah tambahan. Dengan cara ini, siklus hidup barang menjadi lebih panjang, dan kebutuhan untuk memproduksi barang baru dapat dikurangi.

Konsep ini sejalan dengan pendekatan circular economy, di mana limbah dari satu proses dapat menjadi bahan baku untuk proses lainnya. Sebagai contoh, limbah organik dari dapur dapat diolah menjadi kompos untuk menyuburkan tanaman, yang kemudian menghasilkan bahan pangan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun