Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisakah Kita Mengurangi Ketergantungan pada Nasi?

2 Desember 2024   11:14 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:44 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ubi Jalar dan Singkong: Kedua bahan ini adalah sumber karbohidrat kompleks yang kaya serat. Konsumsi ubi atau singkong tidak hanya memberikan energi yang tahan lama, tetapi juga menyehatkan sistem pencernaan.

  • Jagung: Di beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur, jagung telah lama menjadi makanan pokok. Kandungan serat dan vitaminnya membuat jagung menjadi alternatif yang sehat.

  • Sorgum: Sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi kering, sorgum mulai banyak diperkenalkan di berbagai daerah sebagai pengganti nasi. Selain sehat, sorgum juga ramah lingkungan.

  • Nasi Merah: Jika kamu masih sulit melepaskan nasi sepenuhnya, nasi merah bisa menjadi pilihan. Kandungan seratnya lebih tinggi daripada nasi putih, sehingga lebih baik untuk gula darah.

  • 3. Kebijakan yang Mendukung

    Pemerintah memegang peranan penting dalam mendorong diversifikasi pangan. Subsidi bagi petani yang menanam sorgum, jagung, atau ubi dapat membantu meningkatkan pasokan alternatif nasi. Selain itu, promosi kuliner lokal berbasis non-nasi juga perlu digencarkan untuk mengubah preferensi masyarakat.

    Kisah Sukses Diversifikasi Pangan di Indonesia

    Beberapa daerah di Indonesia telah menunjukkan bahwa diversifikasi pangan adalah hal yang mungkin. Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, masyarakat telah terbiasa mengonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Program "Desa Mandiri Pangan" yang digagas pemerintah juga berhasil mempromosikan penggunaan bahan pangan lokal seperti sagu, singkong, dan ubi jalar di berbagai wilayah.

    Di Bali, restoran-restoran modern mulai mengadopsi quinoa, ubi, atau kentang sebagai pengganti nasi dalam hidangan mereka. Ini menunjukkan bahwa diversifikasi pangan tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga memiliki nilai komersial.

    Tantangan dalam Mengurangi Ketergantungan pada Nasi

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun