Meskipun memiliki nilai budaya yang tinggi, napinadar ayam bakar menghadapi tantangan untuk tetap relevan di era modern. Penggunaan darah sebagai bahan utama sering kali menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan masyarakat yang tidak terbiasa dengan tradisi ini.
Bagi sebagian orang, penggunaan darah dianggap tidak higienis atau tidak sesuai dengan kepercayaan tertentu. Hal ini membuat banyak pengolah kuliner mengganti darah dengan bahan lain, seperti santan atau kaldu ayam. Meskipun rasa akhirnya tetap lezat, beberapa masyarakat adat merasa bahwa esensi tradisional napinadar mulai memudar.
Selain itu, popularitas masakan ini masih terbatas di daerah Sumatera Utara. Kurangnya promosi kuliner Batak di tingkat nasional membuat napinadar kalah bersaing dengan masakan Nusantara lain seperti rendang, gudeg, atau rawon.
Proses Membuat NapinadarÂ
Mmembuat napinadar memerlukan keahlian dan ketelatenan. Berikut adalah gambaran proses pembuatannya:
Pemilihan Ayam
Ayam kampung sering kali menjadi pilihan utama karena tekstur dagingnya yang lebih kenyal dan cita rasa yang lebih kaya dibandingkan ayam broiler. Ayam dibersihkan dan dipotong sesuai selera.Pengolahan Bumbu Dasar
Bumbu dasar meliputi bawang putih, kunyit, jahe, kemiri, garam, dan jeruk nipis. Semua bahan ini dihaluskan dan digunakan untuk melumuri ayam sebelum dibakar.Proses Pembakaran
Ayam dipanggang di atas bara api menggunakan arang atau batok kelapa. Teknik pembakaran tradisional ini memberikan aroma khas yang sulit ditiru oleh metode memasak modern.Pembuatan Saus Pinadar
Bumbu rempah seperti andaliman, bawang merah, bawang putih, serai, jahe, dan kemiri dihaluskan dan ditumis hingga harum. Jika menggunakan darah, bahan ini ditambahkan terakhir setelah bumbu matang. Alternatif lain adalah menggunakan santan untuk memberikan rasa gurih yang kaya.Penyajian
Ayam yang telah matang disiram dengan saus pinadar, lalu disajikan dengan nasi putih hangat dan lalapan segar.