Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Boros Mengakar dalam Masyarakat Kita

30 November 2024   07:41 Diperbarui: 30 November 2024   07:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita oos.Pixabay.com/gonghuimin468 

Kemudahan Akses Belanja Online
Dengan hadirnya e-commerce dan layanan keuangan digital, belanja menjadi semakin mudah. Dalam beberapa klik, seseorang bisa membeli barang dan membayarnya nanti dengan skema cicilan.

  • Minimnya Edukasi Finansial
    Banyak orang tidak diajarkan tentang pentingnya perencanaan keuangan sejak dini. Akibatnya, mereka cenderung menghabiskan uang tanpa mempertimbangkan tabungan atau investasi untuk masa depan.

  • Bukti Budaya Boros

    Beberapa data dan fakta menunjukkan bahwa budaya boros benar-benar ada di tengah masyarakat:

    1. Statistik Utang Konsumtif
      Di Indonesia, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa banyak masyarakat terjebak dalam utang konsumtif, seperti kartu kredit dan pinjaman online. Utang ini sering kali digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak mendesak.

    2. Lonjakan Penjualan Saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)
      Setiap tahun, Harbolnas mencatat peningkatan transaksi yang signifikan. Pada 2022, transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp13,4 triliun hanya dalam satu hari. Sebagian besar barang yang dibeli adalah produk fesyen, elektronik, dan kosmetik---kategori yang sering kali bukan kebutuhan mendasar.

    3. Limbah Konsumtif
      Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 66 juta ton sampah pada 2021, dengan sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga. Barang-barang seperti pakaian cepat saji (fast fashion) dan peralatan elektronik menjadi penyumbang utama limbah ini.

    Dampak Budaya Boros bagi Kehidupan dan Lingkungan

    Kebiasaan boros tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga membawa dampak yang lebih luas:

    1. Masalah Keuangan Pribadi
      Mereka yang terbiasa hidup boros sering kali mengalami kesulitan keuangan. Gaji habis sebelum akhir bulan, tabungan minim, dan utang menumpuk adalah beberapa gejalanya. Situasi ini menciptakan stres dan menurunkan kualitas hidup.

    2. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
      Lihat Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun