Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Bayar Utang Usai Resepsi Pernikahan

27 November 2024   17:43 Diperbarui: 27 November 2024   17:43 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pernikahan.Chatgpt.com

Perubahan tidak hanya harus dimulai dari pasangan, tetapi juga dari masyarakat secara keseluruhan. Dukungan sosial sangat penting untuk membantu pasangan muda menghindari tekanan berlebihan. Kita perlu menciptakan budaya di mana pernikahan sederhana tidak dianggap "kurang pantas," tetapi justru dipandang sebagai langkah bijak dan penuh makna.

Selain itu, edukasi finansial juga harus ditingkatkan, baik melalui sekolah maupun komunitas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan, pasangan muda bisa membuat keputusan yang lebih bijak saat merencanakan pernikahan mereka.

Kesimpulan

Fenomena bayar hutang usai resepsi pernikahan adalah cerminan dari budaya konsumtif dan tekanan sosial yang masih kuat di masyarakat kita. Namun, bukan berarti kita tidak bisa mengubahnya. Dengan perencanaan yang matang, pola pikir yang realistis, dan dukungan dari lingkungan, kamu bisa menggelar pernikahan yang bermakna tanpa harus terjebak dalam beban hutang.

Pernikahan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, bukan pesta satu malam yang penuh gengsi. Pilihan ada di tanganmu mengikuti tekanan sosial atau menciptakan kebahagiaan yang sejati. Mari bersama-sama membangun budaya pernikahan yang lebih sehat, di mana makna dan kebahagiaan menjadi prioritas utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun