Perubahan tidak hanya harus dimulai dari pasangan, tetapi juga dari masyarakat secara keseluruhan. Dukungan sosial sangat penting untuk membantu pasangan muda menghindari tekanan berlebihan. Kita perlu menciptakan budaya di mana pernikahan sederhana tidak dianggap "kurang pantas," tetapi justru dipandang sebagai langkah bijak dan penuh makna.
Selain itu, edukasi finansial juga harus ditingkatkan, baik melalui sekolah maupun komunitas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan, pasangan muda bisa membuat keputusan yang lebih bijak saat merencanakan pernikahan mereka.
Kesimpulan
Fenomena bayar hutang usai resepsi pernikahan adalah cerminan dari budaya konsumtif dan tekanan sosial yang masih kuat di masyarakat kita. Namun, bukan berarti kita tidak bisa mengubahnya. Dengan perencanaan yang matang, pola pikir yang realistis, dan dukungan dari lingkungan, kamu bisa menggelar pernikahan yang bermakna tanpa harus terjebak dalam beban hutang.
Pernikahan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, bukan pesta satu malam yang penuh gengsi. Pilihan ada di tanganmu mengikuti tekanan sosial atau menciptakan kebahagiaan yang sejati. Mari bersama-sama membangun budaya pernikahan yang lebih sehat, di mana makna dan kebahagiaan menjadi prioritas utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H