Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menjadi Orang Tua Masa Kini Penuh dengan Tekanan?

26 November 2024   14:42 Diperbarui: 26 November 2024   14:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi orang tua adalah pengalaman yang luar biasa, tetapi juga penuh dengan tantangan. Di masa kini, peran ini terasa semakin kompleks karena berbagai perubahan sosial, teknologi, dan ekonomi yang berlangsung dengan cepat. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, orang tua modern menghadapi tekanan yang jauh lebih besar. Mulai dari ekspektasi sosial yang tinggi, dampak teknologi pada pengasuhan, hingga tekanan ekonomi yang terus meningkat, semuanya memengaruhi kesejahteraan orang tua.

disini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa saja yang membuat menjadi orang tua di masa kini terasa begitu berat, bagaimana dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasinya. Dengan pemahaman yang lebih baik, kamu bisa menjadi orang tua yang lebih percaya diri dan bahagia, sekaligus menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.

Ekspektasi Sosial yang Membebani

Di era digital ini, ekspektasi sosial tidak hanya datang dari lingkungan sekitar tetapi juga dari dunia maya. Media sosial sering kali menjadi tempat untuk memamerkan gaya hidup, termasuk cara mengasuh anak. Banyak orang tua yang memposting kegiatan keluarga mereka mulai dari momen liburan, menu makan sehat, hingga pencapaian anak-anak mereka di sekolah atau bidang lainnya.

Namun, apa yang terlihat di media sosial sering kali hanya "kulit luar." Realitas di balik layar mungkin berbeda jauh dari apa yang tampak. Meski begitu, tidak sedikit orang tua yang merasa perlu mengikuti standar tersebut. Mereka merasa gagal jika tidak bisa memberikan kehidupan "sempurna" seperti yang dilihat di media sosial.

Sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa paparan terhadap media sosial dapat meningkatkan tingkat stres, terutama ketika seseorang merasa harus membandingkan dirinya dengan orang lain. Perasaan ini diperparah dengan komentar atau kritik yang mungkin muncul dari orang-orang di sekitar, baik online maupun offline.

Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa tidak ada yang namanya orang tua sempurna. Setiap keluarga memiliki tantangan dan dinamika yang unik. Fokuslah pada kebutuhan keluargamu sendiri daripada membandingkan diri dengan orang lain. Dengan demikian, kamu bisa menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi dirimu dan anak-anakmu.

Teknologi dan Anak-Anak Bak Pedang Bermata Dua

Kemajuan teknologi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengasuhan anak. Di satu sisi, teknologi menyediakan berbagai sumber daya edukatif yang bermanfaat, seperti aplikasi pembelajaran interaktif atau video tutorial. Namun, di sisi lain, teknologi juga menimbulkan tantangan baru.

Anak-anak masa kini tumbuh di dunia yang sangat bergantung pada teknologi. Gadget dan internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Bagi sebagian orang tua, ini menjadi masalah serius. Sebuah penelitian oleh Common Sense Media mengungkapkan bahwa anak-anak rata-rata menghabiskan waktu lebih dari tujuh jam sehari untuk menatap layar, termasuk ponsel, tablet, atau televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun