Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menjadi Orang Tua Masa Kini Penuh dengan Tekanan?

26 November 2024   14:42 Diperbarui: 26 November 2024   14:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paparan layar yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan anak, mulai dari gangguan tidur, masalah penglihatan, hingga kesulitan berkonsentrasi. Tidak hanya itu, anak-anak juga rentan terhadap risiko lain seperti cyberbullying dan paparan konten tidak pantas.

Bagi kamu sebagai orang tua, tantangannya adalah bagaimana mengelola penggunaan teknologi anak tanpa sepenuhnya melarangnya. Salah satu solusinya adalah dengan menetapkan batasan waktu penggunaan gadget, misalnya hanya memperbolehkan selama dua jam sehari untuk hiburan. Selain itu, libatkan dirimu dalam aktivitas teknologi anak, seperti bermain gim bersama atau menonton tayangan edukatif. Hal ini tidak hanya membantu anak menggunakan teknologi secara bijak, tetapi juga memperkuat ikatan antara kamu dan anak.

Tekanan Ekonomi yang Kian Berat

Selain tantangan sosial dan teknologi, tekanan ekonomi juga menjadi beban besar bagi banyak orang tua di masa kini. Biaya hidup yang terus meningkat, terutama di perkotaan, sering kali membuat orang tua merasa cemas tentang masa depan anak-anak mereka.

Laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan pendidikan meningkat rata-rata 12% setiap tahunnya. Tidak hanya itu, biaya kebutuhan dasar seperti makanan, perawatan kesehatan, dan transportasi juga terus meningkat. Bagi banyak keluarga, situasi ini berarti salah satu atau kedua orang tua harus bekerja lebih lama untuk mencukupi kebutuhan.

Namun, konsekuensinya adalah waktu bersama anak menjadi terbatas. Anak-anak mungkin merasa kurang diperhatikan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi hubungan emosional mereka dengan orang tua.

Untuk mengurangi dampak tekanan ekonomi, penting bagi orang tua untuk membuat perencanaan keuangan yang matang. Misalnya, sisihkan dana khusus untuk pendidikan anak sejak dini atau cari alternatif biaya pendidikan yang lebih terjangkau, seperti sekolah dengan subsidi pemerintah atau program beasiswa. Di sisi lain, jadikan waktu yang tersedia bersama anak sebagai momen berkualitas dengan fokus penuh pada mereka.

Suara Orang Tua Masa Kini

Mari kita simak cerita Sinta, seorang ibu bekerja yang tinggal di Medan. Sinta, yang memiliki dua anak usia sekolah dasar, berbagi kisah tentang tekanan yang dirasakannya sehari-hari.

"Setiap pagi, aku harus bangun lebih awal untuk memasak dan memastikan anak-anak siap ke sekolah. Setelah itu, aku bekerja di kantor hingga sore hari. Pulang kerja, aku masih harus membantu anak-anak mengerjakan PR dan menyiapkan kebutuhan mereka untuk keesokan harinya. Rasanya waktu 24 jam tidak pernah cukup," cerita Sinta.

Tekanan ini diperburuk oleh ekspektasi dari lingkungan sekitar. "Orang-orang selalu bertanya, kenapa anakku tidak ikut les tambahan atau kenapa aku tidak punya waktu untuk menghadiri acara sekolah. Kadang aku merasa bersalah, tapi aku tahu aku sudah melakukan yang terbaik," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun