Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebiasaan Buruk Masyarakat yang Merusak Fasilitas Umum!

25 November 2024   16:43 Diperbarui: 25 November 2024   16:49 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusakan fasilitas umum memiliki dampak yang lebih besar dari sekadar penampilan yang buruk. Pertama, biaya perbaikan yang tinggi menjadi beban tambahan bagi pemerintah. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk membangun fasilitas baru atau memperbaiki infrastruktur lainnya harus dialihkan untuk memperbaiki kerusakan yang sebenarnya bisa dicegah.

Kedua, kerusakan fasilitas umum menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Halte bus yang rusak, misalnya, membuat penumpang harus menunggu tanpa perlindungan dari panas atau hujan. Taman yang penuh sampah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk rekreasi. Kondisi ini memperburuk kualitas hidup dan menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat.

Ketiga, perilaku ini juga berdampak pada citra bangsa. Fasilitas umum yang terawat dengan baik mencerminkan masyarakat yang disiplin dan peduli. Sebaliknya, fasilitas yang rusak menunjukkan rendahnya tingkat kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial.

Langkah Nyata yang Harus Dilakukan

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang menyeluruh. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar, anak-anak harus diajarkan pentingnya menjaga fasilitas umum. Materi ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan kewarganegaraan atau melalui program ekstrakurikuler.

Selain itu, kampanye publik juga memainkan peran penting. Pemerintah dan komunitas lokal bisa menyelenggarakan kampanye kesadaran melalui media sosial, spanduk, atau iklan layanan masyarakat. Pesan-pesan seperti "Jaga Fasilitas Umum, Jaga Uangmu" atau "Fasilitas Umum Milik Kita Semua" dapat memberikan dampak yang besar jika disampaikan dengan cara yang kreatif dan menarik.

Peningkatan sistem pengawasan dan penegakan hukum juga harus dilakukan. CCTV di fasilitas umum, patroli rutin, serta sanksi tegas bagi pelaku vandalisme dapat memberikan efek jera. Sebagai contoh, Singapura dikenal dengan aturan ketatnya terhadap vandalisme. Pelaku tidak hanya didenda, tetapi juga harus melakukan kerja sosial seperti membersihkan fasilitas yang dirusak. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menjaga kebersihan dan keindahan fasilitas publik di negara tersebut.

Tidak kalah penting, kita perlu mendorong partisipasi aktif masyarakat. Salah satu caranya adalah membentuk komunitas lokal yang bertugas mengawasi dan merawat fasilitas umum di daerah mereka. Komunitas ini bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk memastikan fasilitas tetap dalam kondisi baik.

Perubahan Bisa Dimulai dari Hal Kecil

Sebuah kisah inspiratif datang dari kota Bandung. Pada tahun 2018, salah satu taman kota yang sempat rusak parah karena vandalisme akhirnya direnovasi dan dijaga oleh komunitas lokal. Komunitas ini secara sukarela mengadakan kegiatan rutin seperti membersihkan taman, menanam pohon, hingga mengadakan acara edukasi untuk anak-anak. Hasilnya, taman tersebut tidak hanya terawat dengan baik, tetapi juga menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk berkumpul dan bersosialisasi.

Cerita ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil. Jika setiap individu atau komunitas mengambil peran aktif, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun