Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Muda Kecanduan Pornografi

24 November 2024   15:41 Diperbarui: 24 November 2024   15:42 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kecanduan Pornogra.Chatgpt.com

Pandangan yang Keliru tentang Seksualitas
Pornografi memberikan gambaran yang salah tentang hubungan manusia. Dalam konten tersebut, hubungan sering kali digambarkan sebagai sesuatu yang hanya berorientasi fisik, tanpa melibatkan emosi, komitmen, atau tanggung jawab. Hal ini dapat menyebabkan generasi muda memiliki ekspektasi yang tidak realistis dalam hubungan, yang pada akhirnya merusak hubungan mereka di dunia nyata.

  • Kerusakan Hubungan Sosial
    Kecanduan pornografi dapat menyebabkan isolasi sosial. Individu yang kecanduan sering kali lebih memilih menghabiskan waktu sendirian daripada berinteraksi dengan orang lain. Ini membuat mereka kehilangan kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna.

  • Faktor Pendukung

    Masalah kecanduan pornografi tidak hanya muncul dari individu itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan dan kurangnya edukasi seksual. Di banyak keluarga di Indonesia, topik seksualitas masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Hal ini membuat remaja mencari jawaban dari internet, yang sering kali menyesatkan.

    Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas digital anak-anak juga menjadi salah satu penyebab utama. Banyak orang tua yang tidak memahami pentingnya penggunaan kontrol orang tua (parental control) di perangkat anak mereka, sehingga anak-anak bebas menjelajahi internet tanpa batasan.

    Dampak Pornografi di Kehidupan Nyata

    Seorang mahasiswa berusia 20 tahun, sebut saja Andi, pernah berbagi kisahnya tentang kecanduan pornografi. Ia mengaku mulai mengakses konten dewasa sejak berusia 14 tahun karena rasa penasaran. Awalnya, ia hanya menonton sesekali, tetapi lama-kelamaan, aktivitas itu menjadi kebiasaan. Dampaknya, Andi kehilangan semangat belajar, sering merasa cemas, dan kesulitan membangun hubungan dengan teman-temannya.

    Andi akhirnya mencari bantuan dari seorang konselor. Melalui proses yang panjang, ia menyadari bahwa kecanduannya telah merusak banyak aspek hidupnya. Kisah Andi menunjukkan betapa berbahayanya pornografi jika dibiarkan tanpa penanganan.

    Langkah-Langkah untuk Mengatasi Kecanduan Pornografi

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun