Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Muda Kecanduan Pornografi

24 November 2024   15:41 Diperbarui: 24 November 2024   15:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kecanduan Pornogra.Chatgpt.com

Di era digital seperti sekarang, hampir setiap aspek kehidupan generasi muda terhubung dengan teknologi. Kehadiran internet membawa manfaat besar dalam mempermudah akses informasi, komunikasi, dan hiburan. Namun, di balik itu, terdapat ancaman serius yang sering kali diabaikan: kecanduan pornografi. Masalah ini menjadi semakin kompleks karena sifatnya yang tersembunyi, sulit dikenali, namun dampaknya sangat destruktif. Jika tidak ditangani dengan serius, kecanduan pornografi dapat menjadi ancaman nyata bagi moralitas, kesehatan mental, dan masa depan generasi muda.

Awal Mula Kecanduan

Kamu mungkin berpikir bahwa kecanduan pornografi hanya terjadi pada segelintir orang. Namun faktanya, laporan We Are Social (2023) menunjukkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari delapan jam sehari di internet, dengan generasi muda menjadi pengguna terbesar. Sayangnya, akses tak terbatas ini membuat konten dewasa sangat mudah ditemukan, bahkan tanpa sengaja. Algoritma media sosial dan iklan online sering kali menjadi "pintu masuk" pertama bagi remaja untuk mengenal pornografi.

Penelitian dari American Psychological Association menyebutkan bahwa kecanduan pornografi sering dimulai sejak usia 12--14 tahun, saat rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru sedang memuncak. Ketidaktahuan dan kurangnya edukasi seksual membuat anak-anak mencari informasi di tempat yang salah, yaitu internet. Ketika ini terjadi berulang kali, otak mereka mulai terbiasa dengan stimulus seksual, membangun kebiasaan yang sulit dihentikan.

Dampak Kecanduan Pornografi

Pornografi bukan sekadar hiburan "ringan" seperti yang sering dianggap sebagian orang. Dampaknya begitu luas dan mendalam, baik secara psikologis, fisik, maupun sosial. Berikut adalah beberapa dampak serius yang harus kamu ketahui:

  1. Kerusakan Fungsi Otak
    Penelitian oleh Journal of Behavioral Addictions menunjukkan bahwa paparan pornografi secara terus-menerus dapat mengubah struktur otak, terutama di bagian prefrontal cortex. Bagian otak ini bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pengendalian diri. Kerusakan di area ini membuat individu kesulitan mengontrol dorongan seksual, menciptakan lingkaran kecanduan yang semakin parah.

  2. Gangguan Kesehatan Mental
    Kecanduan pornografi sering dikaitkan dengan masalah mental seperti depresi, kecemasan, dan rendahnya rasa percaya diri. Generasi muda yang kecanduan pornografi sering kali merasa bersalah dan malu terhadap kebiasaan mereka, namun tidak tahu bagaimana cara berhenti. Akibatnya, mereka terjebak dalam siklus rasa bersalah yang berulang.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun