Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Katakan Tidak untuk Child Free!

20 November 2024   18:23 Diperbarui: 20 November 2024   19:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, pilihan untuk memiliki anak atau hidup tanpa anak (child free) menjadi salah satu topik yang sering dibahas. Tren ini dipopulerkan dengan alasan seperti kebebasan finansial, waktu, dan beban tanggung jawab yang dianggap terlalu berat. Namun, apakah benar bahwa memiliki anak hanya membawa beban? Mari kita telaah lebih dalam mengapa anak sebenarnya adalah anugerah, bukan beban, dan mengapa kita harus berhati-hati dengan konsep child free.

Mengapa Tren Child Free Semakin Populer?

Banyak pasangan muda di kota besar memilih untuk tidak memiliki anak dengan alasan tekanan ekonomi, gaya hidup, atau ketakutan akan hilangnya kebebasan pribadi. Biaya pendidikan, kesehatan, hingga kebutuhan sehari-hari memang membuat beberapa orang merasa bahwa anak adalah tanggungan yang berat. Selain itu, perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang lebih mengedepankan individualisme juga mendorong banyak orang untuk memilih hidup tanpa anak.

Namun, apakah semua ini benar-benar memberikan kebahagiaan jangka panjang? Menurut penelitian dari Journal of Marriage and Family, pasangan yang memiliki anak mungkin menghadapi tantangan lebih besar di awal, tetapi mereka memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan pasangan child free.

Anak Sebagai Anugerah yang Membawa Kebahagiaan

Kamu pasti pernah mendengar ungkapan, "Anak adalah titipan Tuhan." Ungkapan ini lebih dari sekadar kalimat religius, tetapi juga sebuah kebenaran yang nyata. Anak membawa kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan uang. Ketika seorang bayi tertawa untuk pertama kalinya atau memanggilmu dengan sebutan "ibu" atau "ayah," ada rasa bangga yang tidak tergantikan.

Contohnya, seorang teman bernama Santi pernah menceritakan bagaimana kehadiran anaknya mengubah hidupnya. Sebelumnya, Santi adalah seorang pekerja keras yang merasa hidupnya kosong meskipun kariernya cemerlang. Ketika anak pertamanya lahir, ia merasa memiliki tujuan baru yang lebih besar dari sekadar pencapaian pribadi. Santi belajar lebih sabar, penuh kasih, dan menghargai momen-momen kecil dalam hidup.

Anak Adalah Beban Finansial?

Salah satu alasan utama orang memilih hidup child free adalah kekhawatiran finansial. Memang benar bahwa biaya membesarkan anak tidaklah murah. Biaya pendidikan, makanan, dan kebutuhan lainnya sering dianggap sebagai beban. Tetapi jika kamu mengelola keuangan dengan baik, semua itu bisa diatasi.

Cobalah melihat anak sebagai investasi jangka panjang. Banyak orang tua yang bekerja keras untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, dan hasilnya adalah generasi yang lebih pintar, kreatif, dan mandiri. Dengan perencanaan yang tepat, anak bisa menjadi pendorong motivasi untuk bekerja lebih keras dan mengelola keuangan dengan lebih bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun