Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sering Disinggung, Mengenal Ekonomi Hijau dan Penerapannya

19 November 2024   09:00 Diperbarui: 19 November 2024   16:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sawah.Pixabay.com/chienba 

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "ekonomi hijau" makin banyak dibicarakan di berbagai kalangan. Ini bukan sekadar tren atau jargon tanpa makna; ekonomi hijau hadir sebagai solusi konkret untuk tantangan besar yang kita hadapi: bagaimana menumbuhkan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan. Dengan latar belakang krisis iklim yang kian nyata dan urgensi pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau bukan hanya penting untuk dipahami tetapi juga diimplementasikan di seluruh sektor. Di Indonesia, implementasi ekonomi hijau sudah mulai berjalan, meskipun tantangannya masih cukup besar.

Apa Itu Ekonomi Hijau?

Ekonomi hijau adalah konsep yang mengedepankan pembangunan ekonomi yang tetap menjaga kelestarian lingkungan dan berorientasi pada keberlanjutan. Inti dari ekonomi hijau adalah bagaimana kita bisa tumbuh tanpa merusak alam, atau lebih jelasnya, bagaimana kita bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil tetap mendapatkan hasil ekonomi yang bermanfaat. Prinsip utamanya adalah rendah karbon, efisiensi sumber daya, dan keadilan sosial, sehingga konsep ini juga relevan dengan upaya mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam ekonomi hijau, pertumbuhan bukanlah tujuan utama jika mengorbankan lingkungan. Alih-alih mengandalkan energi fosil yang mencemari, ekonomi hijau mendorong pemanfaatan energi terbarukan seperti angin, air, dan matahari. Di sini, peran teknologi sangat vital karena teknologi ramah lingkungan memungkinkan kita untuk mengurangi emisi karbon, menggunakan energi lebih efisien, dan mengelola limbah lebih baik. Di sisi lain, ekonomi hijau juga berfokus pada keberlanjutan sosial, artinya pertumbuhan ekonomi harus inklusif, berkeadilan, dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

Mengapa Ekonomi Hijau Penting bagi Indonesia?

Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun ironisnya, banyak sumber daya ini rusak karena eksploitasi berlebihan. Dari deforestasi, pencemaran laut, hingga polusi udara di kota-kota besar, semuanya menuntut perubahan cara kita memandang pembangunan. Indonesia juga termasuk salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar di dunia, terutama karena kegiatan seperti pembakaran hutan untuk perkebunan, penebangan hutan, dan industri berbasis fosil.

Jika terus dibiarkan, dampak dari kerusakan ini akan semakin terasa: kualitas udara yang buruk, suhu yang meningkat, bencana alam yang kerap terjadi, hingga ketidakstabilan ekonomi karena kerusakan alam yang kian parah. Penerapan ekonomi hijau menjadi solusi nyata untuk mengatasi berbagai permasalahan ini, sekaligus memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan berorientasi masa depan. Jika Indonesia serius menerapkan ekonomi hijau, kita bisa menjadi pionir bagi negara berkembang lain dan menunjukkan bahwa ada cara membangun ekonomi yang tetap menjaga keseimbangan alam.

Contoh Penerapan Ekonomi Hijau di Indonesia

Indonesia sudah mulai bergerak ke arah ekonomi hijau dalam beberapa sektor penting. Di antaranya adalah sektor energi, pertanian, dan industri. Beberapa inisiatif ini bahkan sudah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.

  1. Pengembangan Energi Terbarukan
    Salah satu langkah besar dalam ekonomi hijau adalah pengembangan energi terbarukan. Di Indonesia, energi fosil masih dominan, namun pemerintah mulai gencar mengembangkan potensi energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa. Misalnya, proyek pembangkit listrik tenaga surya di beberapa pulau kecil di Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap diesel dan energi konvensional lainnya. Energi surya ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik utama.

  2. Pertanian Organik dan Teknologi Ramah Lingkungan
    Sektor pertanian menjadi salah satu penyumbang emisi dan kerusakan lingkungan jika tidak dikelola dengan bijaksana. Saat ini, Indonesia mendorong penggunaan metode pertanian organik yang bebas dari pestisida dan bahan kimia berbahaya. Di berbagai daerah, praktik ini terbukti mampu meningkatkan kualitas produk pertanian sekaligus menjaga kesehatan lingkungan. Selain itu, teknologi seperti irigasi hemat air dan teknik budidaya berkelanjutan juga makin populer di kalangan petani. Selain menjaga keberlanjutan, praktik-praktik ini mampu meningkatkan produktivitas secara alami dan ramah lingkungan.

  3. Industri yang Mengadopsi Prinsip "3R" (Reduce, Reuse, Recycle)
    Di sektor industri, beberapa perusahaan sudah mulai menerapkan prinsip "reduce, reuse, recycle" untuk meminimalkan limbah. Contohnya, beberapa industri manufaktur menggunakan bahan baku yang bisa didaur ulang atau mengolah limbah produksi agar dapat digunakan kembali. Langkah ini tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga menghemat biaya dan menciptakan citra positif bagi konsumen yang semakin peduli lingkungan. Beberapa perusahaan besar di Indonesia, terutama di sektor makanan dan minuman, bahkan telah mengeluarkan produk-produk dengan kemasan yang ramah lingkungan atau berbahan dasar dari tanaman.

Tantangan dalam Implementasi Ekonomi Hijau di Indonesia

Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan, penerapan ekonomi hijau di Indonesia masih menemui berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah masalah pembiayaan. Teknologi ramah lingkungan seringkali membutuhkan investasi awal yang tinggi, yang sulit dijangkau oleh banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Bagi UMKM, biaya untuk mengadopsi teknologi hijau seperti energi terbarukan atau metode produksi yang ramah lingkungan bisa sangat memberatkan.

Di sisi lain, ada tantangan dalam hal kesadaran dan edukasi. Masih banyak masyarakat yang belum paham sepenuhnya tentang pentingnya ekonomi hijau dan dampaknya bagi masa depan. Edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan perlu ditingkatkan. Kesadaran ini tidak hanya relevan bagi perusahaan atau pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat umum sebagai konsumen.

Langkah Pemerintah Mendukung Ekonomi Hijau

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah penting untuk mendukung ekonomi hijau, baik melalui regulasi maupun insentif. Salah satunya adalah dengan memberikan insentif pajak untuk perusahaan yang mengurangi emisi karbon atau menggunakan energi terbarukan. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk lebih serius dalam mengadopsi teknologi hijau.

Selain itu, ada pula kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Misalnya, gerakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan kampanye menanam pohon yang terus digalakkan. Pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi internasional untuk mencari solusi pendanaan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan.

Bagaimana Peran Kamu dalam Ekonomi Hijau?

Penerapan ekonomi hijau tidak akan berhasil tanpa dukungan dari masyarakat, termasuk kamu sebagai individu. Ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk ikut mendukung ekonomi hijau. Mulai dari hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang limbah rumah tangga, hingga mendukung produk-produk ramah lingkungan. Setiap tindakan kecil yang kamu lakukan, jika dilakukan bersama-sama, dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan mendukung keberlanjutan ekonomi hijau.

Kamu juga bisa mulai mempertimbangkan penggunaan energi terbarukan di rumah, seperti menggunakan panel surya atau perangkat hemat energi. Selain itu, mendukung produk lokal juga merupakan langkah dalam mendukung ekonomi hijau karena mengurangi jejak karbon dari transportasi dan membantu pertumbuhan ekonomi lokal.

Kesimpulan

Ekonomi hijau adalah solusi masa depan yang tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesejahteraan ekonomi Indonesia. Dengan penerapan ekonomi hijau, kita dapat memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak merusak alam dan tetap bermanfaat bagi generasi mendatang. Di tengah tantangan perubahan iklim yang kian mendesak, ekonomi hijau menjadi jalan keluar yang memungkinkan kita untuk tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Mari bersama-sama mendukung ekonomi hijau, mulai dari tindakan kecil dalam keseharian kita. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun