Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengulik Lebih Dalam Mental Breakdown (Bagian 1)

15 November 2024   16:33 Diperbarui: 15 November 2024   17:46 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan hidup yang besar, seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau bahkan kehilangan orang yang kita cintai, bisa memicu mental breakdown. Setiap perubahan besar membawa dampak emosional yang besar pula. Bahkan perubahan yang dianggap positif, seperti promosi jabatan atau pindah ke kota baru, bisa menyebabkan stres yang berlebihan jika tidak dikelola dengan baik.

Misalnya, ketika seseorang mengalami perceraian setelah bertahun-tahun menjalani hubungan yang penuh harapan, perasaan kehilangan dan ketidakpastian tentang masa depan bisa sangat membebani mental mereka. Dalam kondisi ini, seseorang bisa merasa terjebak dalam pusaran emosional yang tak kunjung reda.

3. Tekanan Sosial dan Harapan yang Terlalu Tinggi

Di zaman sekarang, tekanan sosial juga memainkan peran besar dalam menyebabkan mental breakdown. Di media sosial, kita sering melihat orang lain tampak bahagia dan sukses, yang bisa menciptakan rasa tidak cukup atau "insecurities" dalam diri. Harapan masyarakat yang tinggi terhadap pencapaian hidup, baik dalam hal karier, penampilan, maupun hubungan pribadi, bisa sangat menekan seseorang.

Bahkan, terkadang, rasa tidak puas dengan diri sendiri akibat perbandingan sosial ini bisa menjadi beban mental yang sangat berat. Banyak orang yang merasa harus selalu terlihat "sempurna", padahal mereka sebenarnya sedang berjuang dengan tekanan hidup yang cukup besar.

4. Kurangnya Dukungan Sosial

Saat kamu merasa terisolasi dan tidak punya tempat untuk berbagi perasaan, mental breakdown bisa lebih cepat datang. Memberi dukungan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Ketika seseorang merasa tidak ada orang yang peduli atau memahami perasaannya, rasa kesepian yang mendalam bisa muncul, memperburuk keadaan.

Hal ini sering terjadi pada orang yang hidup jauh dari keluarga atau teman dekat, atau mereka yang tidak memiliki sistem dukungan yang kuat di sekitar mereka. Rasa kesepian ini sering kali disertai dengan perasaan cemas dan takut, yang akhirnya bisa berujung pada mental breakdown.

Kesimpulan

Mental breakdown adalah kondisi saat seseorang merasa kewalahan secara emosional dan mental, membuatnya kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Penyebab utamanya meliputi stres berkepanjangan, perubahan besar dalam hidup, tekanan sosial, dan kurangnya dukungan sosial. Menghadapinya memerlukan kesadaran diri, dukungan sosial, dan manajemen stres yang baik untuk mencegah dampak negatif lebih lanjut pada kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun