Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menerapkan Teknologi Pertanian yang Ramah Lingkungan

15 November 2024   15:13 Diperbarui: 15 November 2024   15:17 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Teknologi Pertanian.Pixabay.com/dendoktoor

  1. Penggunaan Sensor Tanah dan Cuaca 

Teknologi sensor tanah yang terhubung dengan sistem berbasis Internet of Things (IoT) kini semakin populer di kalangan petani. Dengan sensor ini, petani bisa memantau kondisi tanah secara real-time, termasuk kelembapan tanah, tingkat pH, serta suhu yang dibutuhkan oleh tanaman. Ini memungkinkan petani untuk mengatur kebutuhan air dan nutrisi tanaman secara lebih akurat dan efisien.
Sensor cuaca yang terintegrasi juga memberikan informasi tentang prediksi cuaca yang lebih tepat, sehingga petani bisa mengantisipasi perubahan cuaca yang ekstrem dan mengambil langkah-langkah preventif. Hal ini mengurangi risiko kerugian akibat kekeringan atau hujan lebat yang tidak terduga.

  1. Drone untuk Pemantauan dan Pengendalian Hama 

Teknologi drone kini mulai diterapkan dalam pertanian untuk memantau tanaman dan mengidentifikasi masalah secara lebih cepat dan presisi. Dengan drone, petani bisa memetakan lahan pertanian, mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian khusus, serta memantau perkembangan tanaman dari udara. Hal ini sangat membantu untuk mendeteksi kekurangan nutrisi atau serangan hama sebelum masalah tersebut menyebar lebih luas.
Selain itu, drone juga bisa digunakan untuk menyemprotkan pestisida alami atau nutrisi tanaman, yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. Di beberapa daerah di Indonesia, teknologi ini sudah digunakan untuk mengelola perkebunan kelapa sawit dan padi, yang terbukti lebih efisien dan ramah lingkungan.

  1. Pertanian Presisi dengan Big Data dan AI

 Pertanian presisi adalah pendekatan yang memanfaatkan data dan teknologi untuk mengelola pertanian secara lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan menggunakan analisis data besar (big data) dan kecerdasan buatan (AI), petani bisa mengetahui kondisi tanah, kebutuhan air, serta jenis pupuk yang tepat untuk tanaman mereka. Teknologi ini memungkinkan petani untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Di beberapa daerah di Indonesia, petani yang menggunakan teknologi pertanian presisi melaporkan peningkatan hasil panen hingga 30% dalam waktu satu tahun. Ini menunjukkan bagaimana data dan teknologi bisa mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Manfaat Jangka Panjang Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan

Penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada petani, tetapi juga kepada masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan. Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, kita bisa melindungi kualitas tanah dan air, yang pada gilirannya mendukung keberagaman hayati dan ekosistem yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun