Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bisakah Menciptakan Sekolah yang Bebas dari Kekerasan?

12 November 2024   11:03 Diperbarui: 12 November 2024   11:12 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya, melalui mata pelajaran yang mengajarkan nilai-nilai sosial, siswa bisa diajarkan bagaimana cara berbicara yang baik dan benar, bagaimana cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, dan bagaimana cara menerima perbedaan tanpa rasa benci. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, atau organisasi siswa juga bisa menjadi sarana untuk mengembangkan empati dan kerja sama antar siswa.

Bukan hanya itu, guru juga memegang peran penting dalam menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan. Guru harus bisa mengayomi siswa. Ketika guru menunjukkan sikap saling menghormati, mendengarkan, dan memberikan perhatian pada setiap siswa tanpa membedakan, mereka secara tidak langsung menularkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak didiknya. Guru juga perlu dilatih untuk bisa menangani konflik dengan cara yang bijaksana, bukan dengan kekerasan atau intimidasi.

Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak

Meskipun sekolah memegang peranan penting, namun keluarga adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter anak. Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap cara berpikir dan bertindak anak-anak mereka. Oleh karena itu, orang tua harus dilibatkan dalam upaya menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan.

Orang tua bisa mendidik anak untuk menghindari kekerasan sejak dini. Sebagai contoh, mereka bisa mengajarkan anak cara menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, berbicara dengan sopan, serta menanamkan nilai-nilai moral yang baik. Jika orang tua aktif berkomunikasi dengan anak-anaknya dan memberikan pemahaman tentang bahaya kekerasan, anak akan lebih siap untuk menghadapi situasi sulit tanpa harus resort to violence.

Sekolah juga bisa bekerja sama dengan orang tua dalam membangun pola pikir ini. Misalnya, dengan mengadakan seminar atau workshop yang mengedukasi orang tua tentang cara mendidik anak yang baik, bagaimana mengatasi masalah kekerasan di sekolah, dan bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda bahwa anak mungkin menjadi korban atau pelaku kekerasan.

Menghadirkan Sistem Pengawasan dan Pelaporan yang Efektif

Tidak cukup hanya dengan membangun kesadaran dan mengajarkan nilai-nilai baik, tetapi sekolah juga perlu memiliki sistem pengawasan yang efektif untuk memantau dan menangani kasus kekerasan. Dengan adanya sistem pelaporan yang mudah diakses oleh siswa, guru, dan orang tua, masalah kekerasan bisa dideteksi lebih awal dan segera ditangani dengan tepat.

Sekolah harus menyediakan saluran khusus bagi siswa yang ingin melapor tanpa takut dihukum atau dikucilkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan layanan konseling yang ramah bagi siswa. Konselor sekolah harus memiliki pelatihan khusus untuk menangani kasus kekerasan dengan sensitif dan bijaksana.

Selain itu, sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas tentang tindak lanjut kekerasan. Setiap kasus kekerasan harus ditangani dengan serius dan diusut tuntas, tanpa pandang bulu. Sekolah yang memiliki sistem pengawasan yang baik akan mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi siswanya.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun