Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mengulik Fenomena Mengapa Pernikahan Bisa Terasa Sepi?

26 Oktober 2024   08:38 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:22 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan sering dianggap sebagai puncak kebahagiaan, tempat di mana kamu merasa didukung, dipahami, dan tidak pernah merasa sendirian. Namun, realitas tidak selalu seindah harapan. Tidak sedikit pasangan yang terjebak dalam kondisi lonely marriage atau pernikahan sepi, di mana perasaan kesepian muncul meskipun fisik tetap bersama. Fenomena ini nyata dan kian umum, apalagi dalam pernikahan yang telah berjalan bertahun-tahun. Meski terdengar kontradiktif, lonely marriage bukan hanya tentang rasa sendirian tetapi juga tentang kehilangan keintiman emosional dan komunikasi yang tulus. Artikel ini mengulas lebih dalam penyebab, dampak, dan bagaimana cara mengatasi pernikahan yang sepi agar tetap hangat dan harmonis.

Memahami Lonely Marriage

Lonely marriage merujuk pada keadaan di mana salah satu atau kedua pasangan merasa kesepian, meski secara teknis masih hidup bersama. Kesepian ini biasanya bukan disebabkan oleh jarak fisik, melainkan jarak emosional yang muncul karena kurangnya komunikasi mendalam dan kehilangan kedekatan. Interaksi dalam keseharian berubah menjadi basa-basi, hanya melibatkan hal-hal praktis tanpa adanya kedekatan emosional. Misalnya, percakapan sehari-hari terbatas pada pembicaraan rutin, seperti membahas anak atau keuangan, tanpa ada percakapan yang lebih mendalam.

Banyak pasangan mengalami kondisi ini karena perubahan dinamika dalam hubungan seiring berjalannya waktu. Dari hasil survei yang dilakukan oleh Relate, sebuah organisasi kesehatan mental di Inggris, lebih dari 25% pasangan melaporkan merasa terjebak dalam pernikahan yang tidak lagi membuat mereka bahagia atau merasa terpenuhi. Kondisi ini dapat diperburuk oleh berbagai faktor, seperti kesibukan kerja, perubahan prioritas hidup, hingga pengaruh media sosial yang membuat banyak pasangan membandingkan kehidupan mereka dengan pasangan lain.

Mengapa Pernikahan Bisa Terasa Sepi?

Lonely marriage bukan kondisi yang muncul tiba-tiba. Ada beberapa penyebab yang dapat memicu terjadinya masalah ini, di antaranya:

  1. Menurunnya Kualitas Komunikasi
    Dalam sebuah hubungan, komunikasi adalah kunci untuk menciptakan ikatan emosional yang kuat. Ketika komunikasi mulai memudar, hubungan perlahan-lahan kehilangan esensinya. Sebagian besar pasangan yang mengalami lonely marriage hanya berbicara tentang hal-hal praktis, seperti tugas rumah atau pengaturan jadwal. Topik mendalam tentang perasaan, impian, atau ketakutan pribadi jarang dibicarakan, sehingga interaksi mereka semakin hampa.

  2. Kesibukan dan Tuntutan Kehidupan
    Tuntutan pekerjaan dan rutinitas yang padat seringkali membuat pasangan tidak memiliki waktu berkualitas untuk dihabiskan bersama. Terutama bagi pasangan yang memiliki anak, waktu yang tersisa biasanya dihabiskan untuk mengurus kebutuhan keluarga. Hal ini membuat prioritas hidup berubah, dan tanpa disadari, perhatian pada pasangan berkurang.

  3. Pengabaian Emosional
    Salah satu penyebab utama dari lonely marriage adalah pengabaian emosional. Di sini, salah satu atau kedua pasangan tidak lagi memberikan perhatian pada kebutuhan emosional satu sama lain. Sebagai contoh, kamu mungkin merasa pasangannya tidak lagi peduli atau tidak memberikan dukungan emosional yang kamu butuhkan, membuat kamu merasa diabaikan dan semakin kesepian.

  4. Pengaruh Media Sosial dan Ekspektasi Berlebih
    Di era digital saat ini, media sosial sering memicu rasa ketidakpuasan dalam pernikahan. Banyak orang yang melihat kehidupan pernikahan orang lain di media sosial sebagai standar, tanpa menyadari bahwa yang ditampilkan di media sosial hanyalah potongan-potongan kebahagiaan. Ekspektasi yang berlebihan ini akhirnya membuat kamu merasa bahwa pernikahan sendiri tidak sempurna, yang berujung pada rasa ketidakpuasan dan memperparah kesepian.

Dampaknya Lebih dari Sekedar Rasa Sepi

Pernikahan yang terasa sepi tidak hanya berpengaruh pada hubungan dengan pasangan, tetapi juga pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Dampak dari kondisi ini cukup serius, seperti:

  • Stres Emosional dan Depresi: Kesepian yang berkepanjangan dapat menyebabkan stres emosional yang mendalam. Kamu mungkin merasa hidup seperti robot yang menjalani rutinitas tanpa kebahagiaan. Hal ini, jika tidak segera diatasi, bisa berujung pada depresi.

  • Menurunnya Kualitas Hidup: Kondisi lonely marriage sering membuat seseorang merasa tidak termotivasi dan kehilangan semangat hidup. Jika kamu merasakan kekosongan dalam hubungan, energi dan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari pun akan ikut menurun.

  • Risiko Perselingkuhan: Ketika kebutuhan emosional tidak terpenuhi dalam pernikahan, risiko perselingkuhan meningkat. Kamu atau pasangan mungkin mencari keintiman dan kenyamanan dari orang lain sebagai pelarian dari kesepian dalam pernikahan.

  • Pengaruh pada Anak: Tanpa disadari, hubungan yang kurang harmonis antara orang tua mempengaruhi psikologis anak. Anak yang tumbuh di lingkungan pernikahan yang dingin dan penuh kesepian berpotensi mengembangkan pola perilaku yang kurang sehat dalam hubungan mereka di masa depan.

Bagaimana Cara Mengatasi Lonely Marriage dan Memulihkan Keharmonisan Hubungan?

Mengatasi lonely marriage memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Berikut beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk memulihkan keintiman dan keharmonisan dalam pernikahan:

  1. Mulai dengan Komunikasi yang Jujur
    Langkah pertama adalah membuka percakapan yang jujur dengan pasangan. Ungkapkan perasaan kesepian yang kamu rasakan dan ajak pasangan untuk berbicara secara terbuka. Kamu tidak perlu menyalahkan, namun sampaikan dengan bahasa yang lembut dan penuh empati agar pasangan memahami perasaan kamu.

  2. Luangkan Waktu Berkualitas Bersama
    Di tengah kesibukan, sisihkan waktu untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan pasangan. Kamu bisa memulainya dengan melakukan hal-hal kecil, seperti makan malam bersama tanpa gangguan gadget atau pergi berlibur berdua. Waktu berkualitas bersama akan menguatkan kembali ikatan emosional yang mungkin telah hilang.

  3. Berbagi Aktivitas atau Hobi yang Sama
    Menjalani hobi atau aktivitas bersama dapat menjadi sarana untuk memulihkan kedekatan. Misalnya, kamu dan pasangan bisa mencoba olahraga bersama, memasak, atau menonton film yang disukai. Aktivitas semacam ini menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan, sehingga membantu mengatasi rasa sepi dalam pernikahan.

  4. Meminta Bantuan Profesional
    Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor pernikahan atau terapis keluarga. Konselor yang berpengalaman akan membantu mengidentifikasi akar masalah dalam pernikahan kamu dan memberikan solusi yang tepat. Banyak pasangan yang berhasil keluar dari lonely marriage setelah mengikuti terapi pernikahan.

  5. Tetap Realistis dan Fleksibel
    Setiap pasangan memiliki perbedaan, dan tidak ada pernikahan yang sempurna. Terima pasangan kamu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jangan membandingkan pernikahan kamu dengan orang lain, karena setiap hubungan itu unik. Fokuslah untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan dan membangun kembali keintiman yang mungkin telah hilang.

Kesimpulan

Lonely marriage adalah kondisi yang nyata dan sering terjadi dalam pernikahan. Meskipun hidup bersama dalam satu atap, kamu bisa merasa kesepian ketika keintiman emosional dan komunikasi dalam hubungan mulai memudar. Fenomena ini bukan berarti bahwa hubungan kamu sudah berakhir, tetapi justru menjadi panggilan untuk memperkuat kembali ikatan dengan pasangan. Komunikasi yang terbuka, waktu berkualitas bersama, serta bantuan dari konselor pernikahan bisa membantu mengatasi kesepian dalam pernikahan dan memulihkan keharmonisan. Ingatlah bahwa pernikahan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kerja sama dan usaha dari kedua belah pihak agar tetap bertahan dan membahagiakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun