Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Kurikulum Merdeka Lebih Dekat, Solusi untuk Pendidikan Indonesia?

24 Oktober 2024   08:05 Diperbarui: 24 Oktober 2024   14:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun terdengar ideal, implementasi Kurikulum Merdeka tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesiapan infrastruktur pendidikan di Indonesia yang belum merata. Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, masih mengalami keterbatasan dalam hal teknologi dan akses internet. Padahal, salah satu komponen penting dari Kurikulum Merdeka adalah penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Tanpa akses yang memadai, siswa di daerah-daerah tersebut mungkin akan kesulitan mengikuti model pembelajaran baru ini.

Selain itu, kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka juga menjadi isu yang perlu diperhatikan. Meskipun kebebasan diberikan kepada guru, tidak semua tenaga pengajar memiliki kompetensi yang cukup untuk merancang metode pembelajaran yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Guru perlu dilatih agar mampu mengembangkan strategi pengajaran yang fleksibel namun tetap berkualitas. Tanpa dukungan pelatihan yang memadai, guru mungkin akan kesulitan memanfaatkan kebebasan yang diberikan dalam kurikulum ini, dan malah kembali menggunakan metode pengajaran konvensional.

Kekurangan lainnya terletak pada kemungkinan adanya kesenjangan dalam hasil pembelajaran. Fleksibilitas yang diberikan kepada siswa memang memungkinkan mereka untuk belajar sesuai minat, namun tanpa panduan yang jelas, hal ini bisa menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Beberapa siswa mungkin akan lebih terarah, sementara yang lain bisa saja tersesat dalam kebebasan yang terlalu luas tanpa bimbingan yang tepat.

Implementasi Kurikulum Merdeka

Untuk memberikan gambaran lebih jelas, mari kita lihat bukti konkret dari penerapan Kurikulum Merdeka di beberapa sekolah percontohan. Misalnya, di beberapa sekolah di Jakarta, penerapan Kurikulum Merdeka sudah menunjukkan hasil yang positif. Salah satu sekolah menengah pertama melaporkan bahwa siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar setelah mereka diberi kesempatan untuk memilih proyek yang ingin mereka kerjakan sesuai minat mereka. Hasilnya, nilai-nilai siswa dalam proyek-proyek tersebut meningkat secara signifikan dibandingkan dengan metode pengajaran sebelumnya yang lebih terstruktur dan rigid.

Namun, di sisi lain, ada juga sekolah di daerah yang melaporkan kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum ini. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan akses internet yang membuat siswa sulit mengikuti kelas-kelas daring. Selain itu, tidak semua guru di daerah tersebut telah mendapat pelatihan yang memadai mengenai cara mengajar dengan Kurikulum Merdeka, sehingga mereka masih merasa bingung dengan metode pembelajaran yang harus diterapkan.

Kurikulum Merdeka Apakah Solusi atau Tantangan?

Pada akhirnya, Kurikulum Merdeka adalah terobosan yang berpotensi membawa perubahan besar dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan memberikan kebebasan kepada siswa dan guru, kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih personal dan bermakna. Namun, seperti halnya inovasi besar lainnya, Kurikulum Merdeka juga menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan, terutama terkait kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Jika Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan dengan baik, maka masa depan pendidikan Indonesia akan menjadi lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Namun, jika tantangan-tantangan yang ada tidak segera diatasi, kurikulum ini bisa menjadi beban baru yang malah memperburuk ketimpangan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga masyarakat, untuk bekerja sama dalam memastikan keberhasilan Kurikulum Merdeka.

Dengan dukungan yang tepat, kurikulum ini bukan hanya sekadar solusi sementara, tetapi bisa menjadi landasan bagi sistem pendidikan yang lebih baik dan relevan untuk masa depan. Kurikulum Merdeka menawarkan harapan, namun juga menuntut komitmen dan kerja keras dari kita semua. Bagaimana menurut kamu, apakah Kurikulum Merdeka adalah langkah yang tepat untuk masa depan pendidikan kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun