Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Gen-Z Sulit Mengelola Emosi?

16 Oktober 2024   15:51 Diperbarui: 19 Oktober 2024   14:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita Marah. Pixabay.com/Iffany 

Generasi Z, atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka merupakan generasi yang tumbuh bersama teknologi digital dan media sosial yang canggih. 

Gen Z berbeda dengan generasi sebelumnya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam cara mereka memandang dunia, mengelola emosi, serta menghadapi tantangan mental dan emosional sehari-hari. 

Salah satu isu yang sering muncul dan diperbincangkan adalah kesulitan Gen Z dalam mengelola emosi. Mengapa hal ini terjadi? Apa yang sebenarnya membuat mereka sulit untuk mengendalikan perasaan dan emosi mereka?

Ada beberapa faktor signifikan yang menyebabkan masalah ini, dan penting bagi kita untuk melihatnya dengan lebih mendalam.

1. Tekanan dari Media Sosial

Salah satu faktor utama yang memengaruhi kemampuan Gen Z dalam mengelola emosi adalah tekanan yang datang dari media sosial. Dalam beberapa dekade terakhir, platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook telah menjadi bagian integral dari kehidupan Gen Z. 

Mereka tidak hanya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk membentuk identitas diri dan mendapatkan validasi sosial.

Namun, media sosial sering kali hanya menampilkan sisi "terbaik" dari kehidupan seseorang---momen bahagia, pencapaian, dan kesuksesan. 

Gen Z cenderung membandingkan hidup mereka dengan orang lain di media sosial tanpa menyadari bahwa apa yang mereka lihat hanyalah sebagian kecil dari realitas. Hal ini dapat memicu rasa rendah diri, kecemasan, dan depresi ketika mereka merasa bahwa hidup mereka tidak sebanding dengan apa yang mereka lihat secara online. 

Penelitian yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health di Inggris menyebutkan bahwa media sosial memiliki dampak negatif pada kesehatan mental remaja, termasuk meningkatkan kecemasan dan depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun