Sebuah studi dari Harvard Business Review (2018)Â menemukan bahwa terlalu banyak menerima kritik dari orang yang tidak kredibel justru dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas seseorang.
Di sisi lain, tidak semua pendapat harus diabaikan. Penting untuk bisa membedakan antara kritik konstruktif dan kritik yang merusak.Â
Kritik konstruktif biasanya disampaikan dengan niat baik, untuk membantu kamu berkembang, sementara kritik yang merusak sering kali bertujuan untuk menjatuhkan dan tidak disertai solusi.Â
Jika kamu bisa mengenali perbedaan ini, kamu akan lebih mudah menyaring mana yang layak didengarkan dan mana yang harus diabaikan.
Membangun Kepercayaan Diri dan Kebebasan dari Pengaruh Luar
Kunci utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membangun kepercayaan diri. Ketika kamu yakin dengan kemampuan dan pilihanmu, pendapat orang lain tidak akan begitu berpengaruh terhadapmu.Â
Kepercayaan diri bukan berarti kamu menjadi arogan atau menutup diri dari saran, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memegang kendali penuh atas hidupmu. Kamu bisa menerima masukan, tetapi keputusan akhir tetap ada di tanganmu.
Langkah pertama untuk membangun kepercayaan diri adalah dengan mengenali nilai-nilai dan tujuan hidupmu. Apa yang ingin kamu capai? Apa yang membuatmu bahagia?Â
Jika kamu sudah jelas dengan hal-hal ini, pendapat orang lain akan terasa jauh lebih ringan dan tidak lagi menjadi beban. Sebagai contoh, jika kamu sudah tahu bahwa tujuan hidupmu adalah untuk menjadi seniman, kritik dari orang yang menganggap karier itu tidak realistis tidak akan menggoyahkanmu.
Selain itu, penting juga untuk meminimalisir paparan terhadap sumber-sumber negatif, terutama di media sosial. Batasi interaksi dengan akun atau orang-orang yang hanya memberikan komentar negatif tanpa solusi.Â
Fokuslah pada orang-orang yang mendukungmu dan memberikan energi positif. Ingat, kamu tidak bisa mengontrol apa yang orang lain katakan, tetapi kamu bisa mengontrol bagaimana kamu meresponsnya. Jangan biarkan komentar negatif merusak hari-harimu.