Pergantian kepemimpinan selalu menjadi momen yang penuh spekulasi dan harapan. Seperti yang sedang terjadi di Indonesia, peralihan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto akan menjadi babak baru dalam sejarah bangsa ini. Tapi yang paling banyak dibicarakan adalah bagaimana nasib proyek besar Ibu Kota Negara (IKN) yang dirintis Jokowi? Proyek ambisius ini, yang bertujuan memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur, merupakan salah satu rencana terbesar dalam pemerintahan Jokowi. Namun, apakah Prabowo akan melanjutkannya? Atau justru IKN hanya akan menjadi sekadar mimpi besar yang berakhir di tengah jalan?
Visi Besar Jokowi dan IKN
Sejak pertama kali diumumkan pada tahun 2019, IKN telah menjadi sorotan besar. Alasan pemindahan ibu kota tidak sekadar ingin punya kota baru yang lebih modern. Jakarta, ibu kota Indonesia saat ini, sudah terlalu penuh sesak, macet, polusi di mana-mana, dan mengalami penurunan tanah yang semakin parah. Bahkan, beberapa wilayah di Jakarta diprediksi akan tenggelam dalam beberapa dekade mendatang karena naiknya permukaan air laut. Jokowi melihat solusi jangka panjang dengan memindahkan pusat pemerintahan ke tempat yang lebih aman dan jauh dari pusat gempa, yakni di Kalimantan Timur.
Selain itu, pemindahan ibu kota juga diharapkan bisa mempercepat pemerataan pembangunan di luar Jawa. Saat ini, perekonomian Indonesia masih sangat terpusat di Jawa, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Dengan adanya IKN, Jokowi berharap ada distribusi yang lebih merata terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi ke wilayah-wilayah lain, khususnya Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut juga diharapkan dapat menarik minat investor asing dan membuka banyak lapangan kerja baru.
Tantangan Besar bagi Prabowo
Di sinilah masalah mulai muncul. Seperti halnya proyek besar lainnya, keberlanjutan IKN sangat bergantung pada siapa yang memegang kekuasaan setelah Jokowi. Prabowo Subianto, yang saat ini diprediksi menjadi penerus Jokowi, memiliki banyak tantangan di depan mata. Proyek sebesar IKN bukanlah sesuatu yang mudah untuk diteruskan begitu saja. Ada banyak pertanyaan yang muncul:Â apakah Prabowo akan tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek tersebut? Ataukah dia akan meninjau ulang rencana ini?
Kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa ragu? Bukankah proyek ini sudah berjalan dan memiliki tujuan yang mulia? Faktanya, melanjutkan IKN tidak hanya soal meneruskan pembangunan gedung-gedung baru atau jalan raya. Pembangunan IKN membutuhkan dana yang sangat besar. Pemerintah memperkirakan bahwa total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 466 triliun. Itu jumlah yang fantastis! Di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan pasca-pandemi, Prabowo harus mempertimbangkan dengan matang apakah melanjutkan proyek ini adalah keputusan yang tepat.
Proyek IKN atau Kebutuhan Lain?
Mari kita lihat dari segi ekonomi. Indonesia, seperti negara lainnya, mengalami dampak yang cukup besar akibat pandemi Covid-19. Banyak sektor yang membutuhkan perhatian ekstra seperti kesehatan, pendidikan, dan pemulihan ekonomi. Jadi, jika kamu berada di posisi Prabowo, kamu harus berpikir keras: apakah dana sebesar itu layak dialokasikan untuk proyek IKN? Ataukah ada sektor lain yang lebih mendesak untuk diperbaiki, seperti penguatan layanan kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, atau pengentasan kemiskinan?
Masalahnya, IKN bukanlah proyek yang bisa selesai dalam semalam. Ini adalah proyek jangka panjang yang membutuhkan komitmen berkelanjutan selama bertahun-tahun. Jika Prabowo memutuskan untuk melanjutkan proyek ini, dia perlu memastikan bahwa dana yang dialokasikan tidak mengorbankan sektor-sektor lain yang juga membutuhkan perhatian besar. Belum lagi, harus dipastikan juga bahwa pembangunan IKN tidak berhenti di tengah jalan, karena bisa menimbulkan kerugian besar, baik dari segi finansial maupun kepercayaan publik.