Sebagai contoh, di banyak perusahaan, promosi atau kenaikan jabatan sering kali didasarkan pada lama masa kerja daripada prestasi atau kemampuan. Hal ini menyebabkan para pekerja muda kehilangan motivasi untuk berkembang karena merasa kesempatan mereka dibatasi oleh sistem yang tidak adil. Padahal, di negara-negara maju, meritokrasi menjadi prinsip utama dalam dunia kerja, di mana seseorang dihargai berdasarkan kinerjanya, bukan usianya.
Dampak Terhadap Ekonomi Nasional
Kombinasi antara sedikitnya lapangan kerja dan rendahnya kualitas SDM berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional. Tanpa tenaga kerja yang kompeten dan lapangan kerja yang memadai, produktivitas nasional akan menurun. Bank Dunia dalam laporannya menyebutkan bahwa untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi, Indonesia perlu meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya sebesar 6,3% per tahun. Namun, dengan kondisi saat ini, target tersebut masih jauh dari kenyataan.
Lebih parahnya lagi, rendahnya daya saing SDM kita membuat banyak perusahaan asing ragu untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka khawatir bahwa mereka tidak akan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan standar mereka. Ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi stagnan dan membuka peluang bagi negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand untuk menarik lebih banyak investasi asing.
Solusi Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Meskipun tantangan yang dihadapi SDM dan ketenagakerjaan Indonesia cukup berat, bukan berarti kita tidak bisa melakukan perbaikan. Ada beberapa langkah konkret yang bisa diambil oleh berbagai pihak untuk meningkatkan daya saing SDM kita dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Reformasi Pendidikan: Pendidikan adalah kunci utama untuk meningkatkan kualitas SDM. Kurikulum di sekolah dan universitas harus disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini. Program magang dan pelatihan keterampilan harus menjadi bagian wajib dari pendidikan, sehingga lulusan memiliki pengalaman praktis yang relevan.
Pengembangan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah harus menjadi fokus dalam pengembangan SDM. Perusahaan dan institusi pendidikan harus bekerja sama untuk mengembangkan program pelatihan yang membantu karyawan dan mahasiswa meningkatkan soft skills mereka.
Promosi Budaya Inovasi: Perusahaan-perusahaan di Indonesia harus mengubah budaya kerja mereka agar lebih mendukung inovasi dan kreativitas. Meritokrasi harus diterapkan secara konsisten, sehingga pekerja muda yang berbakat memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi lebih besar.
Pemerintah sebagai Fasilitator: Pemerintah harus memperkuat sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru, seperti industri kreatif dan teknologi. Selain itu, regulasi yang mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) juga harus diperkuat, karena sektor ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi dan pencipta lapangan kerja.