Sebuah penelitian dari European Journal of Social Psychology menemukan bahwa dibutuhkan sekitar 66 hari untuk membangun kebiasaan baru . Oleh karena itu, jangan berharap perubahan instan. Lakukan secara konsisten, dan perlahan-lahan kamu akan melihat hasilnya. Dengan kebiasaan positif yang terbangun, rasa malas akan semakin mudah diatasi.
Menyeimbangkan Waktu Istirahat dan Bekerja
Terakhir, penting untuk memahami bahwa melawan rasa malas bukan berarti kamu harus terus bekerja tanpa henti. Tubuh dan pikiran membutuhkan waktu untuk beristirahat agar bisa tetap produktif. Pastikan kamu memberi jeda yang cukup di antara waktu bekerja, dan gunakan waktu istirahat tersebut untuk benar-benar melepaskan stres, bukan hanya sekadar menunda pekerjaan.
Sebagai contoh, cobalah untuk tidak menggunakan waktu istirahat dengan menonton media sosial yang justru bisa menguras energi mental. Sebaliknya, gunakan waktu tersebut untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan dapat menyegarkan pikiran, seperti berjalan-jalan di luar ruangan atau mendengarkan musik santai.
Kesimpulan
Melawan rasa malas bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kamu pasti bisa mengatasinya. Menyadari akar masalah, membangun lingkungan yang mendukung, menggunakan strategi produktivitas seperti teknik Pomodoro, dan membuat tujuan yang terukur adalah langkah-langkah konkret yang bisa kamu terapkan.
Ingatlah, seni melawan rasa malas bukan tentang bekerja terus-menerus tanpa henti, melainkan tentang bagaimana kamu bisa bekerja secara cerdas, efektif, dan tetap menjaga keseimbangan hidup. Dengan strategi yang tepat, rasa malas tidak akan lagi menjadi penghalang dalam meraih tujuan hidupmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H