Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gen Z, Jangan Mudah Termakan Janji Manis, Masa Depanmu di Tentukan Pilihanmu!

8 Oktober 2024   08:21 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemungutan Suara. Pexels.com/Edmond Dants

Selain janji manis yang sering kali kosong, ada satu hal lain yang harus kamu waspadai dalam Pilkada: hoaks dan disinformasi. Hoaks politik sering kali digunakan sebagai senjata untuk menjatuhkan lawan atau memanipulasi opini publik. Kamu mungkin pernah melihat berita yang sangat bombastis tentang seorang calon kepala daerah, yang pada akhirnya terbukti tidak benar. Hoaks ini disebarkan dengan tujuan untuk membentuk opini negatif atau positif secara tidak jujur, dan dampaknya bisa sangat merugikan proses demokrasi.

Salah satu contohnya terjadi pada Pilkada di beberapa daerah besar di Indonesia, di mana para kandidat diserang dengan berita bohong yang mencoreng reputasi mereka. Sayangnya, masih banyak masyarakat, terutama pemilih muda, yang mudah percaya pada berita semacam ini tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut. Akibatnya, banyak yang memilih kandidat bukan berdasarkan kualitas, tetapi karena terpengaruh oleh hoaks yang beredar.

Sebagai bagian dari Gen Z, kamu harus lebih bijak dalam menghadapi masalah ini. Jangan mudah untuk cepat percaya pada berita yang belum terbukti kebenarannya. Cek selalu fakta dari sumber yang terpercaya, seperti media arus utama yang memiliki reputasi baik. Dengan begitu, kamu bisa terhindar dari jebakan disinformasi yang bisa merusak proses Pilkada.

Memilih Pemimpin Berdasarkan Reputasi dan Rekam Jejak

Daripada terjebak dalam janji manis yang belum tentu bisa direalisasikan, akan lebih bijak jika kamu memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak dan reputasi yang sudah terbukti. Kamu bisa mulai dengan melihat program-program yang sudah dilakukan oleh kandidat sebelumnya. Jika mereka pernah memegang jabatan publik, apakah mereka berhasil dalam menjalankan tugasnya? Apakah ada bukti konkret bahwa mereka benar-benar peduli terhadap masyarakat?

Contoh yang baik bisa kita lihat dari beberapa kepala daerah yang sukses merealisasikan janji-janji kampanye mereka. Salah satu contohnya adalah Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, yang berhasil membangun infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan program-program yang terencana dengan baik. Ridwan Kamil tidak hanya mengandalkan popularitas di media sosial, tetapi juga terbukti mampu menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakatnya. Ini menunjukkan bahwa rekam jejak yang baik jauh lebih penting daripada sekadar janji-janji manis di masa kampanye.

Tanggung Jawab Gen Z sebagai Pemilih

Sebagai pemilih muda, Gen Z memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Kamu harus menyadari bahwa pilihanmu dalam Pilkada akan berdampak pada masa depan daerah tempat kamu tinggal. Pilihan yang salah bisa berakibat pada stagnasi pembangunan, ketidakadilan sosial, dan kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

Gunakan hak pilihmu dengan bijak. Jangan hanya memilih berdasarkan janji manis yang diberikan oleh para kandidat. Lakukan riset, bandingkan program, dan pilihlah kandidat yang benar-benar memiliki visi, misi, dan komitmen yang jelas untuk membawa perubahan yang nyata. Pilkada bukan sekadar ajang untuk memilih pemimpin yang populer, tetapi untuk memilih pemimpin yang benar-benar bisa bekerja demi kepentingan masyarakat.

Selain itu, jangan lupa untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi. Kamu bisa terlibat dalam pengawasan Pilkada, menyebarkan informasi yang benar, dan melaporkan jika ada indikasi kecurangan. Peran aktif ini akan sangat membantu menjaga integritas Pilkada dan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mendapatkan mandat dari masyarakat.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun