Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Seni untuk Berani Berkata "Tidak"

7 Oktober 2024   17:56 Diperbarui: 7 Oktober 2024   18:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hubungan Sosial di Tempat Kerja

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai permintaan dan harapan dari orang-orang di sekitar kita. Dari permintaan bantuan teman, rekan kerja, hingga tanggung jawab keluarga, banyak dari kita merasa sulit untuk menolak atau mengatakan "tidak." Mungkin kamu pernah merasa bersalah setelah menolak permintaan seseorang, atau merasa takut dianggap egois jika tidak memenuhi harapan orang lain. Namun, apakah selalu mengatakan "ya" merupakan pilihan terbaik? Faktanya, keberanian untuk berkata "tidak" adalah keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Kemampuan ini membantu kita menjaga keseimbangan hidup, mempertahankan batasan pribadi, serta melindungi kesehatan mental dan fisik kita.

Mengapa Begitu Sulit Berkata "Tidak"?

Banyak orang merasa kesulitan untuk menolak karena takut mengecewakan orang lain atau khawatir dianggap tidak peduli dan tidak memiliki empati. Tapi pernah tidak kamu berfikir rasa tidak enak hati, terutama dalam budaya yang menghargai kebersamaan dan gotong royong, sering kali membuat kita lebih mudah mengatakan "ya" meskipun dalam hati kecil kita ingin menolak. Kita takut ditolak balik, dinilai negatif, atau bahkan mengorbankan hubungan yang ada. Perasaan-perasaan ini sangat umum, dan menjadi salah satu penyebab utama mengapa kemampuan berkata "tidak" sulit untuk dipraktikkan.

Namun, selalu mengatakan "ya" juga tidak baik pada dirimu sendiri . Ketika kamu terus menerus menerima segala permintaan tanpa mempertimbangkan kapasitas diri, ada risiko besar kamu akan kelelahan, stres, atau bahkan mengalami burn-out. Mengatakan "ya" tanpa henti justru bisa merusak kesejahteraan emosional, karena kamu mengorbankan waktu dan energi yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting dan bermanfaat bagi dirimu sendiri. Jadi, penting untuk menyadari bahwa berkata "tidak" adalah hak setiap orang, dan ini tidak menunjukkan ketidakpedulian, melainkan bentuk perawatan diri yang baik.

Berkata "Tidak" adalah Bagian dari Menjaga Kesehatan Mental

Kesehatan mental bukan hanya tentang menghindari stres atau kecemasan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara tanggung jawab sosial dan kebutuhan pribadi. Berkata "tidak" dengan tegas dan jujur adalah salah satu cara untuk menjaga keseimbangan tersebut. Psikolog Dr. Susan Newman menyatakan bahwa "selalu mengatakan 'ya' bukan hanya akan membuat kamu merasa terbebani, tetapi juga dapat menyebabkan perasaan kebencian terhadap diri sendiri karena kamu mengabaikan kebutuhanmu sendiri demi memenuhi ekspektasi orang lain."

Studi menunjukkan bahwa individu yang tidak mampu berkata "tidak" lebih rentan mengalami stres kronis, depresi, dan gangguan kecemasan. Ini terjadi karena mereka sering merasa tertekan oleh banyaknya tanggung jawab yang diambil tanpa mempertimbangkan batasan pribadi. Sebagai contoh, seorang pekerja kantoran yang terus menerus menerima tugas tambahan dari rekan kerjanya mungkin akhirnya merasa lelah, kurang produktif, dan kehilangan motivasi karena tidak memiliki cukup waktu untuk beristirahat atau mengerjakan tugas-tugas pribadinya. Dalam jangka panjang, ini dapat mempengaruhi kinerja kerja dan hubungan profesional.

Di sisi lain, individu yang berani berkata "tidak" ketika mereka merasa tidak mampu atau tidak ingin melakukannya, cenderung memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Mereka bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi mereka, seperti keluarga, hobi, atau kesehatan pribadi. Berani berkata "tidak" juga membantu kita lebih menghargai diri sendiri, karena kita memberikan prioritas pada apa yang benar-benar kita butuhkan daripada hanya memenuhi harapan orang lain.

Berkata "Tidak" dengan Bijak dan Sopan

Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana cara mengatakan "tidak" tanpa menyinggung perasaan orang lain? Sebenarnya, berkata "tidak" tidak harus diucapkan dengan cara yang kasar atau penuh emosi. Ada cara-cara halus yang tetap tegas dan menjaga hubungan baik. Salah satu contohnya adalah menggunakan kalimat seperti, "Terima kasih atas tawarannya, tetapi saya tidak bisa melakukannya saat ini." Dengan menggunakan ungkapan yang sopan dan tetap menghargai orang lain, kamu dapat menolak permintaan mereka tanpa menyebabkan perasaan terluka atau konflik.

Menurut psikolog sosial Vanessa Van Edwards, kemampuan untuk berkata "tidak" dengan bijak membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Kamu harus jujur dengan perasaanmu, tetapi juga peka terhadap bagaimana orang lain mungkin bereaksi. Misalnya, jika seorang teman memintamu untuk ikut serta dalam sebuah acara yang sebenarnya tidak kamu minati, kamu bisa mengatakan, "Saya menghargai undangannya, tetapi saya sedang fokus pada proyek pribadi dan butuh waktu untuk beristirahat." Dengan cara ini, kamu tetap menunjukkan rasa hormat dan pengertian tanpa harus mengorbankan kebutuhan pribadimu.

Salah satu kesalahan umum adalah merasa perlu memberikan penjelasan panjang lebar setiap kali menolak sesuatu. Padahal, penjelasan yang terlalu panjang justru bisa membuat penolakan terasa kurang tulus. Cukup berikan alasan yang singkat dan jelas, serta hindari berbohong atau membuat alasan yang tidak masuk akal. Kejujuran dan ketegasan akan lebih dihargai oleh orang lain dalam jangka panjang.

Mengapa Berkata "Tidak" Meningkatkan Kualitas Hubungan?

Menariknya, orang yang mampu berkata "tidak" dengan tegas justru lebih dihargai dalam hubungan sosial dan profesional. Mengapa demikian? Ketika kamu menegaskan batasan pribadi, kamu menunjukkan bahwa kamu memiliki komitmen yang kuat terhadap dirimu sendiri dan prioritas hidupmu. Hal ini dapat membuat orang lain lebih menghargai waktumu dan memperlakukanmu dengan lebih hormat.

Sebagai contoh, dalam lingkungan kerja, seorang karyawan yang terus menerus menerima semua tugas yang diberikan kepadanya tanpa pernah berkata "tidak" mungkin akhirnya dianggap sebagai seseorang yang selalu tersedia, sehingga beban kerja yang diberikan kepadanya semakin meningkat. Namun, ketika karyawan tersebut mulai berani menolak beberapa tugas yang tidak sesuai dengan prioritasnya, ia akan dilihat sebagai seseorang yang memiliki integritas dan kemampuan untuk mengelola waktu serta tanggung jawab dengan baik. Hal ini bisa memperkuat posisinya di tempat kerja dan meningkatkan reputasi profesionalnya.

Bukti Pentingnya Berkata "Tidak"

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, San Francisco menunjukkan bahwa individu yang kesulitan untuk mengatakan "tidak" lebih rentan mengalami kelelahan, stres berlebihan, dan bahkan masalah kesehatan fisik seperti gangguan tidur. Sebaliknya, mereka yang berani menolak permintaan yang tidak sejalan dengan kepentingan pribadi cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan. Studi ini juga menemukan bahwa kemampuan untuk berkata "tidak" terkait dengan rasa kontrol yang lebih besar atas hidup dan peningkatan kebahagiaan.

Sebagai contoh nyata, seorang ibu rumah tangga yang selalu merasa perlu untuk memenuhi harapan suami, anak-anak, dan teman-temannya, pada akhirnya mungkin akan merasa kewalahan. Jika ia tidak berani berkata "tidak" untuk beberapa permintaan yang berlebihan, misalnya membantu teman pindahan saat ia sendiri sedang sibuk mengurus rumah, kelelahan fisik dan emosional yang ia rasakan bisa mempengaruhi kesehatannya. Namun, ketika ia mulai menetapkan batasan, seperti mengatakan, "Saya tidak bisa membantu saat ini karena saya sedang fokus pada tanggung jawab lain," ia dapat mengelola energinya dengan lebih baik dan menjaga kesehatannya.

Kesimpulan

Dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai tuntutan, berani berkata "tidak" bukan hanya keterampilan komunikasi, tetapi juga kunci untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan mental. Kemampuan ini memungkinkan kamu untuk tetap fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup, sambil menjaga integritas dan hubungan sosial yang sehat. Ingat, berkata "tidak" bukanlah tindakan egois, melainkan langkah untuk melindungi dirimu sendiri dan menciptakan batasan yang sehat dalam interaksi sosial.

Jadi, mulai sekarang, latihlah dirimu untuk lebih sering berkata "tidak" dengan bijak dan tegas. Jangan takut untuk menetapkan prioritas dan menjaga batasanmu, karena kesehatan mental dan kesejahteraan hidupmu bergantung pada keberanianmu untuk menolak apa yang tidak sejalan dengan tujuanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun