Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitos dan Fakta Tentang Eksorsisme dalam Gereja Katolik

4 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 4 Oktober 2024   09:05 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika diagnosis medis tidak dapat menjelaskan gejala tersebut, barulah eksorsisme dapat dipertimbangkan. Ritual ini biasanya melibatkan doa-doa eksorsisme resmi yang diambil dari buku panduan eksorsisme Gereja Katolik. Imam juga akan menggunakan benda-benda suci seperti salib, air suci, dan Injil sebagai bagian dari proses untuk mengusir roh jahat. Selama ritual, orang yang dirasuki bisa menunjukkan reaksi yang bervariasi, mulai dari perlawanan fisik hingga histeria, yang menurut Gereja adalah tanda-tanda bahwa roh jahat sedang melawan upaya pengusiran.

Tanda-Tanda Kerasukan yang Diakui Gereja

Gereja Katolik mengakui beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi kerasukan setan. Di antara tanda-tanda yang paling umum adalah:

  • Kemampuan berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal oleh orang tersebut.

  • Kekuatan fisik yang luar biasa dan tidak sesuai dengan kondisi tubuh individu.

  • Reaksi ekstrem terhadap benda-benda suci seperti salib, rosario, atau air suci.

  • Pengetahuan tentang hal-hal yang seharusnya tidak diketahui oleh individu tersebut (misalnya, rahasia tersembunyi dari orang lain).

Namun, tanda-tanda ini tidak serta-merta dijadikan bukti kerasukan. Gereja menyarankan untuk selalu melakukan penyelidikan medis dan psikologis terlebih dahulu sebelum memutuskan bahwa seseorang benar-benar dirasuki.

Eksorsisme di Era Modern Masih Relevankah?

Di era modern, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, banyak yang mempertanyakan apakah eksorsisme masih relevan. Beberapa ahli berpendapat bahwa gejala yang dulu dianggap sebagai kerasukan sebenarnya bisa dijelaskan dengan ilmu kedokteran. Sebagai contoh, kasus-kasus epilepsi atau gangguan mental sering kali dikaitkan dengan kerasukan pada masa lalu.

Namun, meskipun skeptisisme ini semakin meluas, Gereja Katolik tetap mempertahankan praktik eksorsisme. Menurut Vatikan, meskipun banyak gangguan yang dapat dijelaskan secara medis, ada beberapa kasus yang tidak dapat dijelaskan melalui pengetahuan ilmiah. Bagi mereka yang percaya, eksorsisme bukan hanya tentang pengusiran setan, tetapi juga pemulihan spiritual seseorang yang merasa terjebak dalam pengaruh jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun