Tidak dapat dipungkiri, FOMO skincare juga berdampak pada kesehatan mental remaja. Tekanan untuk selalu tampil sempurna, ditambah dengan kekhawatiran terus-menerus karena merasa tertinggal dari tren, dapat menyebabkan stres dan kecemasan.Â
Remaja yang terus membandingkan diri dengan orang lain di media sosial sering kali merasa tidak puas dengan penampilan mereka, meskipun sudah menggunakan berbagai produk skincare. Rasa cemas ini lambat laun bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi.
Remaja yang terjebak dalam siklus ini mungkin merasa lelah secara emosional. Alih-alih merawat diri dengan penuh cinta dan perhatian, mereka terjebak dalam pola pikir bahwa mereka tidak pernah cukup. Mereka menjadi terobsesi untuk mendapatkan kulit yang sempurna, yang pada akhirnya justru memperburuk kesejahteraan mental mereka.Â
Pada tahap tertentu, mereka bahkan bisa kehilangan kesenangan dalam menjalani rutinitas perawatan kulit, karena yang ada di pikiran mereka hanyalah hasil akhir yang tidak pernah sempurna di mata mereka sendiri.
Pentingnya Sikap Bijak dalam Menghadapi Tren Skincare
Untuk keluar dari jerat FOMO skincare, penting bagi remaja untuk mulai memahami bahwa tren bukanlah sesuatu yang harus selalu diikuti. Setiap orang memiliki jenis kulit yang berbeda-beda dan kebutuhan yang unik. Apa yang cocok untuk satu orang belum tentu cocok untuk orang lain. Oleh karena itu, daripada terburu-buru mengikuti tren, remaja sebaiknya lebih fokus pada kebutuhan kulit mereka sendiri.
Salah satu langkah bijak yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi kepada dokter kulit atau ahli kecantikan. Dengan demikian, remaja bisa mendapatkan rekomendasi yang lebih tepat sesuai dengan kondisi kulit mereka.Â
Selain itu, remaja juga perlu belajar untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka dapatkan di media sosial. Tidak semua produk yang viral cocok untuk semua jenis kulit, dan tidak semua klaim kecantikan yang mereka lihat di internet sesuai dengan realitas.
Menyadari bahwa kecantikan sejati bukan hanya soal tampilan luar, tetapi juga tentang kesehatan dan rasa percaya diri, dapat membantu remaja untuk lebih percaya pada diri sendiri. Kesehatan kulit yang baik tidak selalu datang dari produk mahal atau tren terbaru, tetapi dari perawatan yang tepat dan konsisten sesuai dengan kebutuhan pribadi.
Kesimpulan
FOMO skincare adalah fenomena yang bisa membawa dampak negatif bagi remaja, baik dari segi fisik, psikologis, finansial, maupun kesehatan mental. Tekanan sosial untuk selalu tampil sempurna, konsumsi produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan, serta ketidakpuasan yang terus-menerus bisa membuat remaja terjebak dalam lingkaran yang tidak sehat.Â