Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Jadi Magnet bagi YouTober Asing Karena ini

26 September 2024   10:43 Diperbarui: 26 September 2024   11:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
youtube.com/IShowSpeed 

Di era digital yang serba cepat, menjadi viral telah menjadi semacam "tiket emas" bagi para kreator konten, terutama di platform YouTube. Saat ini, fenomena YouTuber asing yang berburu viewers dan subscribers di Indonesia semakin terlihat. Mereka datang dari berbagai negara dengan tujuan yang sama: memperluas jangkauan audiens dan menambah pengikut. Namun, mengapa Indonesia menjadi target favorit? Apa yang membuat para YouTuber asing ini berbondong-bondong mencari popularitas di negeri ini? Jawabannya mungkin terletak pada potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai pasar digital.

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, termasuk dalam negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Pada tahun 2024, diperkirakan pengguna internet di Indonesia akan mencapai lebih dari 210 juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah anak muda yang sangat aktif di media sosial, termasuk YouTube. Platform ini telah menjadi salah satu sumber hiburan utama di Indonesia, dengan ribuan jam konten diunggah dan ditonton setiap harinya. Tak heran jika para YouTuber asing melihat peluang emas ini sebagai kesempatan untuk menambah viewers dan subscribers dengan cepat.

Salah satu contoh nyata adalah fenomena YouTuber asing yang membuat konten khusus untuk penonton Indonesia. Sebut saja Kimbab Family, keluarga asal Korea Selatan yang memfokuskan kontennya untuk penonton Indonesia. Mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam video mereka, membahas kehidupan sehari-hari mereka, serta membangun interaksi yang hangat dengan penonton lokal. Hasilnya? Subscribers mereka meroket dengan cepat, dan konten mereka sering kali masuk dalam jajaran trending di Indonesia.

Lalu, apa yang membuat konten-konten ini begitu mudah diterima oleh penonton Indonesia? Salah satu faktor utamanya adalah penggunaan bahasa. Banyak YouTuber asing yang sadar bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam konten mereka dapat meningkatkan engagement dengan penonton lokal. Hal ini karena penonton merasa lebih dekat dan bisa lebih mudah memahami konten yang disajikan. Selain itu, kolaborasi dengan kreator lokal juga menjadi strategi yang umum digunakan. Dengan berkolaborasi, YouTuber asing dapat memanfaatkan basis penggemar kreator lokal untuk memperkenalkan diri mereka ke audiens yang lebih luas. Misalnya, beberapa YouTuber Korea Selatan yang populer sering kali bekerja sama dengan YouTuber Indonesia, seperti Jerome Polin atau Deddy Corbuzier, untuk menciptakan konten yang menarik perhatian penonton kedua negara.

Namun, fenomena ini bukan hanya sekadar soal bahasa atau kolaborasi. Ada faktor lain yang lebih dalam, yakni budaya konsumsi konten di Indonesia. Penonton Indonesia dikenal sebagai penonton yang sangat aktif dan responsif. Mereka tidak hanya menonton, tetapi juga sering kali memberikan komentar, like, dan membagikan video yang mereka sukai. Interaksi ini penting dalam algoritma YouTube, yang akan merekomendasikan video berdasarkan engagement dari penontonnya. Semakin banyak interaksi, semakin besar kemungkinan video tersebut akan direkomendasikan kepada pengguna lain. Jadi, ketika sebuah video mendapatkan banyak likes, komentar, dan shares, video tersebut akan lebih sering muncul di timeline penonton lainnya. Inilah yang membuat para YouTuber asing semakin giat mengejar pasar Indonesia, karena peluang untuk menjadi viral sangat besar.

Namun, fenomena ini tidak hanya memberi dampak positif. Di satu sisi, kreator lokal menghadapi tantangan yang tidak kecil. Persaingan dengan YouTuber asing yang memiliki sumber daya lebih besar sering kali membuat mereka kesulitan untuk bersaing. Banyak YouTuber asing yang memiliki tim produksi profesional, peralatan yang lebih canggih, dan pengalaman panjang dalam membuat konten berkualitas tinggi. Sebagai contoh, YouTuber asing sering kali memiliki kemampuan editing yang lebih baik dan ide-ide segar yang mampu menarik perhatian penonton dalam waktu singkat. Sementara itu, kreator lokal yang mungkin memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya harus berjuang keras untuk tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Namun, tantangan ini justru bisa menjadi pemicu bagi kreator lokal untuk lebih kreatif. Banyak kreator konten Indonesia yang telah berhasil mencuri perhatian, meski bersaing dengan kreator asing. Mereka menggunakan kearifan lokal dan keunikan budaya Indonesia sebagai daya tarik utama. Sebut saja Ria Ricis atau Atta Halilintar, dua nama besar di dunia YouTube Indonesia yang mampu mempertahankan posisinya di tengah derasnya arus konten asing. Mereka memahami bahwa meskipun penonton Indonesia terbuka terhadap konten asing, ada nilai-nilai lokal yang tidak bisa digantikan. Misalnya, humor khas Indonesia, kebiasaan sehari-hari, hingga tren lokal yang mungkin tidak dimengerti oleh YouTuber asing.

Namun, jika melihat lebih jauh, fenomena ini sebenarnya menguntungkan bagi penonton Indonesia. Dengan semakin banyaknya konten yang tersedia, penonton memiliki lebih banyak pilihan hiburan. Mereka bisa memilih konten yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka, baik itu konten lokal maupun konten asing. Di sisi lain, kreator lokal juga bisa belajar dari YouTuber asing dalam hal profesionalitas, kualitas produksi, dan cara membangun engagement dengan audiens. Ini bisa menjadi momentum bagi kreator lokal untuk terus meningkatkan kualitas konten mereka.

Tidak bisa dipungkiri, globalisasi dunia digital telah membuat batas-batas negara semakin kabur, termasuk dalam hal konsumsi konten. Para kreator konten dari berbagai belahan dunia kini bisa dengan mudah menjangkau audiens di negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini memberikan peluang yang besar bagi kreator konten untuk memperluas jangkauan mereka, tetapi juga menuntut adanya kreativitas yang lebih dari para kreator lokal agar tetap bisa bersaing.

Pada akhirnya, fenomena YouTuber asing berburu viewers dan subscribers di Indonesia adalah cerminan dari perubahan lanskap digital global. Para kreator dari berbagai negara berlomba-lomba untuk memanfaatkan potensi besar pasar Indonesia. Bagi penonton, ini adalah keuntungan karena mereka memiliki lebih banyak pilihan konten yang beragam dan berkualitas. Namun, bagi kreator lokal, ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk terus berinovasi dan menciptakan konten yang tidak hanya relevan, tetapi juga unik dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian, persaingan ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan dunia konten di Indonesia, baik dari segi kualitas maupun variasi konten yang disajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun