Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jadilah Pemilik Cerdas dan Kritis, Jangan Terbuai dengan Janji Manis di Pilkada 2024

26 September 2024   09:40 Diperbarui: 26 September 2024   09:42 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 semakin dekat, dan atmosfer politik semakin memanas dengan berbagai janji yang dilontarkan oleh para calon. Setiap kali menjelang pemilu, kita selalu disuguhkan dengan retorika yang memukau, kata-kata yang indah, dan janji yang terdengar menjanjikan. Banyak calon yang mengumbar berbagai program besar yang seolah-olah mampu menyelesaikan seluruh permasalahan daerah. Namun, apakah semua itu benar-benar realistis? Inilah yang harus kamu cermati sebagai pemilih cerdas. Jangan terbuai oleh kata manis yang kerap kali hanya menjadi alat untuk meraih simpati.

Pemimpin yang baik bukanlah yang hanya mampu berpidato dengan kata-kata indah. Kamu harus ingat bahwa janji tanpa rencana konkret hanyalah angin kosong yang bisa hilang seiring berakhirnya kampanye. Pilkada adalah momentum penting bagi masa depan daerah kita. Oleh karena itu, keputusan yang kamu ambil dalam memilih pemimpin akan berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat dalam lima tahun ke depan. Jangan sampai kamu menyesal karena tergoda oleh janji-janji yang tak berdasar.

Memahami Pentingnya Rekam Jejak

Salah satu hal utama yang harus kamu perhatikan sebagai pemilih adalah rekam jejak para calon. Pemimpin yang cerdas dan berintegritas tidak hanya akan memberikan janji, tetapi juga memiliki bukti nyata dari kinerja dan kontribusi yang telah diberikan sebelumnya. Kamu bisa melihat prestasi yang sudah dicapai calon di masa lalu. Apakah mereka pernah memegang posisi kepemimpinan yang penting? Apakah mereka mampu menyelesaikan masalah secara efektif dan konsisten?

Misalnya, jika ada seorang calon yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala daerah, kamu bisa menilai kinerja mereka selama masa jabatan tersebut. Apakah mereka berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat? Apakah janji-janji yang pernah mereka buat sebelumnya benar-benar terealisasi? Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) atau laporan evaluasi daerah bisa menjadi referensi konkret dalam menilai keberhasilan seorang calon. Ini bukan hanya soal janji manis, tetapi soal hasil nyata yang bisa dilihat dari angka-angka dan bukti lapangan.

Contoh lain, beberapa calon mungkin akan mengumbar janji peningkatan ekonomi atau pengentasan kemiskinan. Namun, tanpa adanya program yang jelas dan langkah-langkah yang terukur, janji-janji tersebut sulit diwujudkan. Lihatlah apakah calon tersebut memiliki solusi konkret dan rencana aksi yang jelas. Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu memberikan bukti, bukan hanya janji. Jika kamu melihat adanya ketidaksesuaian antara janji dan kinerja nyata, ini bisa menjadi tanda bahwa calon tersebut lebih banyak mengandalkan retorika daripada tindakan nyata.

Hindari Tertipu oleh Kampanye Populis

Di Pilkada 2024, kamu mungkin akan melihat banyak strategi kampanye yang tampak menarik dan menghibur. Ada calon yang mungkin menyajikan program-program populis yang bertujuan untuk memikat hati masyarakat. Misalnya, janji memberikan bantuan langsung tunai, atau program-program gratis yang terdengar menggiurkan. Namun, kamu harus berpikir secara rasional dan kritis, apakah program-program tersebut benar-benar dapat dijalankan? Bagaimana dampaknya terhadap anggaran daerah? Apakah program-program populis tersebut hanya sekadar taktik untuk meraih suara?

Contoh konkritnya bisa kamu lihat dari beberapa daerah di Indonesia yang menerapkan program populis seperti bantuan tunai atau subsidi besar-besaran. Pada kenyataannya, banyak dari program ini yang gagal berkelanjutan karena tidak didukung dengan anggaran yang memadai. Akibatnya, program tersebut berhenti di tengah jalan dan masyarakat justru merasakan dampak negatifnya. Sebagai pemilih cerdas, kamu harus memahami bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu memberikan program yang berkelanjutan, bukan hanya janji manis yang sulit dipertanggungjawabkan.

Lakukan Riset Sebelum Memilih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun